Rabu, 12 Juni 2013

Manchester United Class of 92'



Class of 1992 adalah sekumpulan pemain muda berbakat emas lulusan Akademi Manchester United. Para pemain muda ini dilatih seintensif mungkin agar menjadi pemain hebat. Hasilnya, pada tahun 1992 mereka meraih gelar juara FA Youth Cup. Usia mereka rata-rata 18 tahun. Class of ’92 sering juga disebut dengan Fergie Babes, ini karena mereka adalah pemain yang direkomendasikan oleh Alex Ferguson untuk menjadi pemain inti MU saat itu, walau usia mereka masih sangat muda.
Sejumlah nama yang dipromosikan ke tim utama, antara lain David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, Nicky Butt, Keith Gillespie, Robbie Savage, dan Simon Davies.

Alhasil, pada musim 1992-1993, MU meraih gelar juara Liga Inggris dengan kontribusi dari sebagian besar pemain muda tersebut. Yang pasti tim muda Manchester United tahun 1992 ini merupakan tim yang terbilang sulit untuk disamai. Beberapa pemain Class of ’92 sekarang telah menjadi pemain kaliber internasional. Sebutlah David Beckham, Gary Neville, Phillip Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt.

Ini membuktikan bahwa Manchester United bukan hanya klub yang sukses secara komersial saja, tetapi akademi mereka memang mumpuni untuk melahirkan bintang-bintang baru.

Manchester United pernah 'memproduksi' sejumlah pemain hebat dari akademi sepakbola mereka sendiri yang terhebat di antaranya adalah 'Class of 92'.

Selain mereka, sebenarnya ada nama Keith Gillespie dan Robbie Savage. Namun kedua nama ini jarang disebut. Berikut adalah kisah pendek dari anggota 'Class of 92'.

1. Ryan Giggs
 http://news.bbc.co.uk/media/images/42987000/jpg/_42987085_giggs_young1998.jpg
Dididik oleh Manchester City, Giggs direkrut oleh MU tepat di ulang tahunnya yang ke-14. Saat itu, Sir Alex Ferguson sendiri yang mendatangi rumah Giggs dan memintanya berlatih di Carrington.
Saat ini, Giggs masih setia membela MU di usia 35 tahun. Sejumlah rekor MU berhasil dipecahkan oleh pria berkebangsaan Wales ini. Posisinya dulu adalah sayap kiri, namun kini Giggs juga fasih bermain di tengah.

2. David Beckham
 http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/03/06/article-1256077-002630A900000258-36_306x423.jpg
Barangkali salah satu pemain yang paling populer di MU. Beckham yang kelahiran London adalah asli didikan MU. Sejak memulai debutnya di tim senior pada tahun 1992, Beckham terus meroket.
Beckham memiliki spesialisasi sebagai eksekutor bola mati. Salah satu yang paling diingat dari Beckham adalah golnya dari jarak setengah lapangan menghadapi Wimbledon tahun 1996.

Akibat konflik dengan Ferguson, Beckham lalu hijrah ke Real Madrid pada tahun 2003. Suami dari Victoria Adams itu lalu pindah ke Amerika bersama LA Galaxy sebelum musim lalu dipinjamkan ke AC Milan.

3. Paul Scholes
 http://www.bolatotal.com/foto_berita/Scholes_Paul_930513Csport.jpg
Salah satu sosok yang pernah sangat dominan di lapangan tengah MU. Sangat mobile dan memiliki tendangan geledek, pemain berjuluk 'Pangeran Jahe' ini memotori lini tengah selama bertahun-tahun.
Sama seperti Giggs, Scholes adalah seorang pemain yang terus setia membela MU hingga saat ini. Meski secara terbuka mengaku sebagai pendukung Oldham Athletic hingga kini, tak ada seorang pun fans MU yang memprotesnya.

4. Gary Neville
 http://www.pokerpurist.com/uploadedImages/football-news/NewsImages/973_gary_neville.jpg
Dijuluki 'Benteng Alamo' berkat ketangguhannya mengawal lini belakang MU. Neville fasih bermain sebagai bek kanan dan juga bek tengah. Sejak merebut posisi inti dari tangan Paul Paker pada 1994, Neville terus jadi pilihan utama.
Pada tahun 2005, Nevile ditunjuk sebagai kapten The Red Devils menyusul kepindahan Roy Keane. Bersama Giggs dan Scholes, mereka adalah tiga pemain Class of 92 yang masih bertahan hingga kini.

5. Nicky Butt
http://static.goal.com/136400/136487.jpg
Seorang gelandang tengah yang tangguh, tipe yang sangat disukai Ferguson yang pernah sangat mengandalkan Paul Ince dan Roy Keane. Butt memulai debut pada musim 1992-93, tapi baru jadi pilihan utama musim 1994-95.
Akibat mulai gagal bersaing dengan gelandang-gelandang lain, Butt terbuang ke Newcastle United tahun 2004. Karirnya terus meredup, salah satunya ditandai dengan tergedragasinya Newcastle akhir musim lalu.

6. Phil Neville
 http://www.fmkorea.com/files/attach/images/2965082/360/856/060/5777ad8b3a4e18ba0888831c934397bb.jpg
Adik dari Gary Neville. Di Manchester United, Phil biasa dimainkan sebagai bek kiri menggantikan Denis Irwin atau bek kanan mengisi posisi sang abang. Selain itu, Phil juga bisa bermain sebagai gelandang.
Tahun 2005, Neville kecil hijrah ke Everton. Januari 2007, menyusul kepergian David Weir ke Glasgow Rangers, manajer Everton menunjuk Phil sebagai kapten baru The Toffees.

Melahirkan seorang bintang sepak bola saja adalah perkara sulit. Jika mampu melahirkan bintang dalam satu kelas atau angkatan, itu berarti sangat luar biasa. Sekolah sepak bola Manhcester United (MU) pernah melakukannya. Pada awal 1990-an, akademi MU memiliki murid-murid yang penuh bakat dan berkelas.
Betapa tidak, angkatan tersebut dihuni oleh benih-benih berkualitas yang kelak menjadi bintang-bintang besar di jagad sepak bola. Juga, menjadi kunci sukses Setan Merah (julukan MU). Sebut saja David Beckham, Nicky Butt, Keith Gillespie, Ryan Giggs, Robbie Savage, Paul Scholes dan sebagainya. Mereka sudah menebar pesona, meski masih berwajah imut.

Angkatan itu akhirnya melegenda dengan sebutan Class of ‘92 . Sebab, pada tahun itu mereka menunjukkan kehebatannya di pentas Piala FA Junior. Nicky Butt dkk tampil memukau dan menghajar Crystal Palace 6-3 di final. Untuk ketujuh kalinya MU menjuarai Piala FA Junior dan itu sebuah rekor tertinggi.
Dibangun sejak 1930-an, sekolah sepak bola Manchester United (MU) memang terkenal bagus. Banyak bintang besar yang lahir dari gemblengan akademi itu. Meski tak mengharamkan pembelian pemain asing, tapi MU sangat menghormati lulusan akademinya.

Klub ini bahkan punya filosofi, “Pemain yang kamu ciptakan akan lebih baik daripada pemain yang kamu beli.” Karena itu, akademi ini terus melahirkan bintang-bintang besar sepanjang sejarahnya. Sebelum melahirkan Class of ‘92 , akademi ini sudah mencetak Duncan Edwards, George Best, Bobby Charlton, Mark Hughes.
Bahkan pada era 1950-an, mereka juga memiliki satu angkatan yang berkualitas. Sebagai contoh Bobby Charlton, Duncan Edwards, Harry Gregg, Roger Byrne, Geoffrey Bent, dsb. Sayang, sebagian dari mereka harus tewas dalam kecelakaan pesawat di Muenchen. Padahal, tim yang dijuluki Busby Babes ini diramal bakal merajai Liga Champions 1957-58.
MU tak perlu terlalu larut dalam kesedihan. Sebab 30 tahun kemudian, klub ini kembali melahirkan angkatan yang bisa dibanggakan. Class of ‘92 dinilai menyamai kelas Busby Babes. Sekumpulan bakat yang lahir dalam satu era yang kelak mampu melahirkan kebesaran bagi MU.

SENJATA UTAMA FERGIE
Fenomena Class of ’92, juga tak luput dari perhatian manajer MU, Sir Alex Ferguson. Bahkan pelatih asal Skotlandia ini menilai Nicky Butt dkk adalah aset yang sangat berharga dan bakal menjadi senjata utama timnya.

Benar saja, pada musim 1994-1995, Ferguson mulai berani memanfaatkan angota Class of ‘92. Ini memang saat yang tepat. Para pemain junior itu sudah mulai matang, sementara Eric Cantona dihukum 8 bulan karena menendang suporter dan Mark Hughes sering cedera. Pada musim 1995-1996, anggota Classs of ’92 makin banyak yang ditarik ke tim senior. Mereka masing-masing David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville, dan Ryan Giggs.

Tindakan Fergie (panggilan akrab Ferguson) itu sempat dikritik mantan pemain Liverpool yang juga komentator BBC, Alan Hansen. “Anda tidak akan memenangkan apa-apa di musim 1995-1996 kalau mengandalkan anak-anak,” sindir Hansen kepada Fergie.

Ferguson tak peduli dengan kritikan itu. Dia merasa lebih tahu dari siapa pun tentang potensi Nicky Butt dkk. Menurutnya, mereka akan menjadi senjata utama MU dalam meraih banyak gelar.

“Sudah sangat jelas, bakat-bakat para pemain anggota Class of ’92 sangat luar biasa. Mereka sudah menunjukkan kemampuannya di kompetisi junior. Teknik dan gaya permainannya sangat spesial,” jawab Fergie waktu itu.

Fergie tak salah. Keyakinannya terhadap para pasukan baru itu ternyata bukan tanpa alasan. Sebab, hampir semua pemain memberi pengaruh besar terhadap permainan MU. Gary Neville menjadi bek kanan yang luar biasa. Tangguh dan berani maju membantu serangan. Sedangkan Nicky Butt langsung nyetel dan menjadi gelandang yang kreatif. Paul Scholes menjadi gelandang serang yang sangat aktif dan produktif.

Di sektor sayap, MU malah sangat istimewa dan dianggap terbaik. Sebab di sisi kanan ada David Beckham yang memiliki umpan mematikan. Dia tak butuh banyak gocek, tapi umpannya sering menjadi assist. Di sisi kiri ada Ryan Giggs yang menambah ketajaman serangan MU. Gocekannya sangat hebat dan penetrasinya sulit dihentikan lawan.

Hasilnya, MU meraih double winners pada musim 1995-96: juara Premier League dan Piala FA. Sejak itu, Class of ‘92 menjadi andalan MU. Mereka bahkan menjadi pilar kejayaan klub ini di era 1990-an. Selain double winners di musim 1995-96, mereka juga mampu menambah 5 gelar Premier League, 1 Piala FA, 1 Liga Champions, dan 1 Piala Interkontinental.

Prestasi paling bersejarah tentu pada musim 1998-99. David Beckham dkk menorehkan catatan emas. MU menjadi klub pertama yang mampu meraih treble winners dengan menjuarai Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.

“Kualitas para anggota Class of ‘92 menjadi salah satu kunci kesuksesan manajemen saya. Jika menjadi manajer seperti saya, Anda harus memiliki tim dengan kualitas seperti itu,” jelas Fergie.

Tak bisa dipungkiri, sukses terbesar MU dalam sejarahnya memang terjadi di masa manajemen Fergie. Tak bisa dielakkan juga, salah satu sukses Fergie berkat pasukan Class of ‘92. Karena kualitas mereka, MU mampu meraih banyak gelar.


Itulah sekilas cerita singkat tentang kisah perjalanan “Class of '92“ yang begitu fantastis dan melegenda sampai sekarang. 


Best regard 


[OGIXSWARA]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar