Kamis, 30 Oktober 2014

Lukisan Terkutuk “The Hand Resist Him“

The Hands Resist Him, 1972
Pada tahun 2000, sepasang suami istri menjual sebuah lukisan di eBay. Lukisan tersebut dibuat oleh seorang pelukis bernama Bill Stoneham asal Oakland, California pada tahun 1972.
Dia menamakan lukisan tersebut 'The Hands Resist Him'. Dan lukisan ini dikenal sebagai salah satu bentuk seni yang paling berhantu di dunia dan dipercaya sebagai salah satu lukisan yang terkutuk. Banyak kejadian-kejadian aneh dan mengerikan yang telah dilaporkan mengenai lukisan menyeramkan ini.
Di dalam lukisan ini, terdapat sosok anak laki-laki dan boneka yang menakutkan di depan sebuah pintu kaca. Menurut pelukisnya, anak laki-laki yang ada dilukisan adalah potret dirinya saat berumur 5 tahun, pintu kaca mewakili garis antara kehidupan nyata dengan dunia mimpi serta berbagai kemungkinannya, sosok boneka mewakili pembimbing yang akan mendampingi anak kecil tersebut untuk bisa melalui semuanya, dan tangan-tangan yang ada di dalam lukisan mewakili pilihan-pilihan hidup.
Pada akhirnya, lukisan ini dibeli oleh sebuah galeri di Grand Rapids, MI. Saat pihak galeri mengatakan pada pelukis aslinya bahwa mereka memiliki karyanya, pelukis ini terkejut karena karyanya telah menjadi bahan penelitian paranormal.
Namun, dia menyebutkan bahwa 2 orang pemilik aslinya yang melakukan ulasan mengenai lukisan terkutuk ini pernah dilaporkan telah meninggal dunia dalam setahun setelah melihat 'The Hands Resist Him'.

Misteri Kehidupan Alien

Para astronom berdiri diambang batas dari eksplorasi luar angkasa, yang dapat membuktikan kehidupan dari extraterrestrial dan itu semua akan dapat ditemukan dalam 20 tahun ke depan.
Kehidupan selain di bumi tampaknya tak terelakkan, mengingat besarnya alam semesta, demikian yang diungkapkan Dr. Sara Seager, dari The Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Di abad ke depan, kimiawi sidik jari kehidupan akan tertulis dalam atmosfer dari planet yang mengorbit pada bintang terdekat, dapat ditemukan oleh generasi berikutnya dengan teleskop ruang angkasa. Seperti yang tertulis di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. (The Mirror)
"Kita dapat mengatakan dengan pasti, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, kita akhirnya berada dalam batas dimana kita bisa menemukan tanda kehidupan lain di luar solar sistem yang terdekat dengan kita, yang berjarak ratusan bintang", kata Dr Seager.
Para astronom tahu pasti secara statistik, setiap bintang yang ada digalaksi kita, di bima sakti, minimal ada satu planet dan dunia yang kecil seperti bumi.
"Galaksi kita memiliki 100 miliar bintang dan alam semesta memiliki lebih dari 100 miliar galaksi, membuat kehidupan di tempat lain menjadi sangat mungkin, berdasarkan probabilitas", ungkap Dr Seager.
Dalam satu atau dua dekade, planet dengan habitat potensial dapat ditemukan di atmosfer dan dapat dipelajari dengan detil oleh teleskop luar angkasa yang khusus. Generasi teleskop ini akan menjadi agen American space Nasa's James Webb Space Telescope (JWST), dan akan diluncurkan tahun 2018 mendatang.

Teleskop tersebut akan bisa menganalisa atmosfer yang berjumlah lusinan dari bumi super, planet berbatu yang lebih besar dari bumi, termasuk beberapa yang dapat mendukung kehidupan.
Mempelajari atmosfer planet untuk mencari tanda-tanda kehidupan melibatkan penangkapan cahaya penyaringan melalui gas. Elemen yang berbeda menyerap panjang gelombang cahaya yang berbeda, memberikan informasi tentang atmosfer.
Makhluk hidup, dari bakteri sampai hewan besar, diharapkan untuk menghasilkan "biosignature" gas yang dapat dideteksi dalam atmosfer planet. Mereka termasuk oksigen, ozon, nitrous oksida, dan metana.
"Masalah yang dihadapi oleh para ilmuwan adalah seperti metana, bisa beregenerasi dalam proses geilogi, sama seperti kehidupan. Kemungkinan 'positif yang palsu' dapat dikurangi dengan mencari gas biosignature yang jarang, terikat erat dengan sistem kehidupan, seperti dimetil sulfida (DMS), dan methanethiol", kata Dr Seager.
Intinya adalah, dengan melakukan observasi menggunakan teleskop seperti JWST, akan fokus pada keberadaan planet yang selama ini terlewatkan. Memaksimalkan kemungkinan dalam mencari bukti dari kehidupan extraterrestrial, membutuhkan teknologi dan metode langsung. Seperti pengambilan gambar langsung dari jarak 2500 mil.

Namun dua teknik yang ada saat ini, memungkinkan pengambilan gambar dari kembaran bumi. Yang satu khusus dalam optik, untuk menghindari campuran cahaya dan mengungkapkan keberadaan planet tersebut.
Yang satunya lagi adalah 'Statshade', seperti payung berlayar yang diletakkan ribuan kilometer didepan lensa teleskop. Starshade didesign untuk menghindari bayangan cahaya dari bintang.
"Untuk lebih yakin dalam menemukan 'kolam' yang cukup besar untuk exoplanet dalam mencari gas biosignature, kita memerlukan kemampuan untuk langsung mengambil gambar exoplanet yang mengorbit 1.000 atau lebih dekat seperti bintang yang menyerupai matahari", kata Dr Seager.
Dia menambahkan bahwa, kita berada pada ambang dari sejarah eksplorasi luar angkasa. Melihat kehidupan di planet tetangga kita yang berada dalam galaksi yang sama. Itu semua ada di dalam genggaman tangan kita. Akhirnya dalam sejarah manusia, kita dapat melihat kehidupan selain bumi.

Dr. Boyd Bushman, Seorang Ilmuan Buka Rahasia Area 51

Dr. Boyd Bushman saat mempublikasikan foto Alien
Seorang ilmuwan terkenal dalam dunia teknologi, Dr. Boyd Bushman, membuat sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan dan menghebohkan dunia melalui sebuah video yang dibuatnya. Dia berbicara tentang pengalaman pribadinya dengan Area 51, UFO, alien dan ide-ide anti-gravitasi.
Dia mengklaim mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Area 51, Nevada. Dia juga mengklaim telah menjadi bagian langsung dalam beberapa proyek rahasia termasuk mendukung pemerintah Amerika Serikat untuk program UFO yang didasarkan pada teknologi reverse engineered alien.
Ilmuwan senior ini membuat sebuah pengakuan mengejutkan ini melalui sebuah wawancara rahasia yang direkamnya sebelum dia meninggal pada 7 Agustus lalu. Dia memberikan beberapa keterangan dan bukti akurat seperti foto alien yang dia klaim diambil dengan menggunakan kamera sekali pakai di fasilitas rahasia milik militer Amerika Serikat.

Selama karir hidupnya yang lebih dari 40 tahun, Bushman telah banyak sekali menghabiskan waktu dalam penelitian dan pengembangan untuk dunia kedirgantaraan dan pertahanan. Dia menjadi salah satu ahli kunci dalam beberapa perusahaan pertahanan terkenal seperti Lockheed Martin, Hughes Aircraft, General Dynamics, Texas Instruments, dan beberapa perusahaan kedirgantaraan lainnya.
Bushman adalah salah seorang ilmuwan yang sangat terkenal di dunia karena memegang sejumlah paten untuk namanya, meskipun untuk rincian biografinya telah dibantah dengan alasan masalah privacy. Namun setiap ide dan pendapat yang diberikannya, telah banyak membantu kemajuan teknologi kedirgantaraan dunia, khususnya bidang pertahanan.

Dalam wawancara nya, Dr. Bushman memberikan sebuah rasa penghormatan setinggi-tingginya pada seluruh awak pesawat alien, yang selama ini telah dianggap sangat bersahabat karena banyak membantu anggota rahasia Amerika yang bekerja 24 jam sehari untuk UFO.
Ini bukanlah pertama kalinya seseorang yang bekerja pada bagian pertahanan mengklaim rahasia dari pesawat alien beserta teknologi canggihnya. Ben Rich, salah seorang pegawai yang merintis konsep pesawat siluman di Lockheed Martin, Amerika Serikat, mengatakan bahwa, sebenarnya mereka telah memiliki sarana untuk melakukan sebuah perjalanan antar bintang.

"Kita sudah memiliki sarana untuk melakukan perjalanan antar bintang-bintang, namun teknologi ini terkunci di proyek hitam dan membutuhkan tindakan Tuhan untuk mengeluarkannya demi keuntungan manusia. Apapun yang Anda dapat bayangkan, kami sudah terlebih dahulu tahu harus bagaimana", jelas Rich pada klaim yang pernah dia publikasikan.

Edvard Munch Paintings

"The Scream" (various media 1893-1910) - Edvard Munch - Painting Location: Oslo, Norway
Edvard Munch, 1893-1910
The Scream" - lithograph version from 1895
"The Scream" is one of the world's most recognizable works of art. It depicts a man in a private moment of anguished despair and anxiety, while the other people in the painting, perhaps his friends, seem blissfully unaware of the man's situation.
The Norwegian painter Edvard Munch (1863-1944) did several versions of "The Scream," an alter image for himself (more on this later), in oil, pastel,and litohgraph between 1893 and 1910. This my favorite version because the stark contrast of the black-and-white lines mirrors the disconnect between the man's mood and the peaceful surroundings. 
The site of the painting is an overlook on the side of a road called "Valhallveien" on a hill above Oslo, Norway. The hill is known as Ekeberg Hill, Ekeberg being a neighborhood of Oslo just south of the city.
The winding road up to the park on the top of Ekeberg Hill was a popular place for citizens of Oslo to view the city. The hill and park were also popular places for Oslo artists to paint.
First, a little background: The Wikipedia entry for "The Scream" pretty well sum's up what I've read of Munch's inspiration:
"The original German title given to the work by Munch was Der Schrei der Natur (The Scream of Nature). The Norwegian word shrik is usually translated as scream but is (equivilent to) the English "shriek." Occasionally, the painting has been called The Cry.
In a page in his diary headed Nice 22.01.1892, Munch described his inspiration for the image:
I was walking along a path with two friends - the sun was setting - suddenly the sky turned blood red - I paused, feeling exhausted, and leaned on the fence - there was blood and tongues of fire above the blue-black fjord and he city - my friends walked on, and I stood there trembling with anxiety - and I sensed an infinite scream passing through nature."
In addition, some scientists say there is a natural phenomenon that occasionally turns the sky over Oslo somewhat red, and that, is is thought, what gave Munch a panic attack.
Looking at the image of "The Scream," it always seemed to me that the man screaming was on a long pier or the side of a bridge, both thoughts having to do with water, perhaps because there is a large body of water on which masted ships are sailing behind him.

So my initial thought was that the location was either a seacoast town in Norway or along a large Norwegian lake, as the sailboats seemed pretty big.
Some other visual clues to the location: Besides the two tall-hatted men in the background, who seem oblivious to the situation, in the background you can also see the pointed steeple of a tall building, most likely a church, and to its right, some wavy lines suggestive of some other buildings.









Tower Oslo Cathedral







































The Scream - 1893 - oil, tempura, and pastel on cardboard. The National Gallery, Oslo, Norway)
Despair - oil on canvas from 1894
Despair - also 1894
Anxiety - oil on canvas from 1894
Anxiety - woodcut from 1896
Anxiety - lithograph from 1896
"The Girls on the Bridge" from 1901

The Scream


The Scream, 1893
Jeritan (bahasa Norwegia: Skrik, 1893; "The Scream") adalah sebuah lukisan ekspresionis oleh seniman Norwegia Edward Munch yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak pelukis lainnya dalam aliran ini. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Sebagian lagi mengatakan lukisan ini melambangkan manusia modern yang tercekam oleh serangan angst (kecemasan eksistensial, dengan cakrawala yang diilhami oloeh senja yang merah, yang dilihat setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883. Landscape atau pemandangan di belakang adalah Oslofjord, yang dilihat dari bukit Ekeberg. Kata skrik dalam bahasa Norwegia biasanya diterjemahkan menjadi "scream" (jeritan), namun kata ini juga mempunyai akar kata yang sama dengan kata bahasa Inggris shriek. Kadang-kadang lukisan ini disebut juga The Cry ("Tangisan").
Ada sebuah tempera di atas versi karton (berukuran 83,5 x 66 cm) yang sebelumnya terdapat di Museum Munch, Oslo, Norwegia, dan sebuah lukisan minyak, tempera, dan pastel di atas karton (ukuran 91 x 73,5 cm) di Galeri Nasional (tampak di sebelah kanan), juga di Oslo. Versi ketiga juga dimiliki oleh Museum Munch, dan yang keempat dimiliki oleh Petter Olsen. Munch belakangan juga menerjemahkan gambar ini ke dalam bentuk litograf, sehingga gambarya dapat direproduksi dalam berbagai tulisan tinjauan di seluruh dunia. Sejak 1994, dua versi terpisah dari Jeritan ini dicuri oleh pencuri-pencuri karya seni, tapi akhirnya keduanya telah ditemukan kembali. Pada tanggal 2 Mei 2012, lukisan The Scream terjual sebesar US$ 119.922.500 atau setara dengan Rp 1,079 triliun dalam pelelangan di rumah lelang Sotheby's, New York.

Judul asli dalam bahasa Jerman yang diberikan kepada lukisan karya Munch ini adalah Der Schrei der Natur (Jeritan alam).
Dalam sebuah catatan dalam buku hariannya, Munch menggambarkan ilhamnya untuk citra ini demikian:
"Saya sedang berjalan di sebuah jalan kecil dengan dua orang teman – matahari sedang tenggelam – mendadak langit berubah menjadi merah darah – Saya berhenti, merasa lelah, dan bersandar di pagar – di atas fjord dan kota yang biru kehitaman tampak darah dan lidah-lidah api – teman-teman berjalan terus, dan saya berdiri di sana gemetar dan diliputi rasa cemas – dan saya merasakan jeritan yang tidak henti-hentinya melintas di alam".
Sabrina Laurent (Mei 2005) menyimpulkan dari deskripsi Munch tentang ilhamnya bahwa orang di latar depan itu adalah si pelukis sendiri yang "sebetulnya tidak menjerit tetapi sekadar bereaksi dengan ngeri ketika mendengar jeritan Alam. Dengan menutupi kedua telinganya dengan tangannya, Munch berusaha keras untuk tidak mendengar jeritan ini, sehingga menempatkannya dalam keadaan seolah-olah sedang mengalami serangan panik." Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas dari siapapun yang berjuang untuk menghindari suara yang menekan, entah suara yang sungguhan atau yang dibayang-bayangkan.

American Gothic by Grant Woods


 
Grant Wood (American). American Gothic, 1930. Oil on board. The Art Institute of Chicago,
Friends of American Art collection, (catalog number) 1930.934.

The Grant Wood painting American Gothic is a touchstone of American culture, depicting an upright Midwestern family on the farm. The story behind the painting is the subject of Thomas Hoving's book American Gothic: The Biography of Grant Wood's American Masterpiece. A native of Iowa, Wood and his paintings were rooted in the Midwest. 

His style, however, owed something to the realism of 15th-century northern European artists. Susan Stamberg interviews Hoving, already a best-selling author and once the director of New York's Metropolitan Museum of Art, about his exploration into Wood's most famous painting.

Selasa, 28 Oktober 2014

The Slender Man

 The Slender Man (also known as Slenderman) is a fictional character that originated as an Internet meme created by Something Awful forums user Eric Knudsen (a.k.a. "Victor Surge") in 2009. It is depicted as resembling a thin, unnaturally tall man with a blank and usually featureless face, wearing a black suit. Stories of the Slender Man commonly feature him stalking, abducting, or traumatizing people, particularly children.
The Slender Man is not confined to a single narrative, but appears in many disparate works of fiction, mostly composed online.

 The Slender Man was created on a thread in the Something Awful Internet forum begun on June 8, 2009, with the goal of editing photographs to contain supernatural entities. On June 10, a forum poster with the user name "Victor Surge" contributed two black and white images of groups of children, to which he added a tall, thin spectral figure wearing a black suit. Although previous entries had consisted solely of photographs, Surge supplemented his submission with snatches of text, supposedly from witnesses, describing the abductions of the groups of children, and giving the character the name "The Slender Man":
The quote under the first photograph read:
We didn't want to go, we didn't want to kill them, but its persistent silence and outstretched arms horrified and comforted us at the same time…
— 1983, photographer unknown, presumed dead.
The quote under the second photograph read:
One of two recovered photographs from the Stirling City Library blaze. Notable for being taken the day which fourteen children vanished and for what is referred to as “The Slender Man”. Deformities cited as film defects by officials. Fire at library occurred one week later. Actual photograph confiscated as evidence.
— 1986, photographer: Mary Thomas, missing since June 13th, 1986.
The Documentary of Slender Man:

10 Lapangan Bola Paling Unik di Dunia

1. Stadion Ottmar Hitzfeld (Swiss)
Berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, Stadion Ottmar Hitzfeld di Swiss adalah lapangan bola tertinggi di dunia.
(Photograph: Anthony Cullen/Ford Fascinating World of Football)

2. La Paz Middle Town Pitches (Bolivia)
Lapangan bola yang berada di tengah kota La Paz, Bolivia ini cukup unik karena dikelilingi gedung-gedung dan rumah yang sangat padat.
(Photograph: Bloomberg/Getty Images)

3. Lapangan Mengambang Ko Panyi Muslim (Thailand)
Lapangan mengambang di desa Ko Panyi Muslim stilt di Thailand in sangat unik karena seperti mengambang di atas air. 
(Photograph: Larry Goodman/Alamy)

4. Lapan Padang Pasir Agdz (Maroko)
Ingin merasakan bermain bola di padang pasir yang panas sekali.
(Photograph: Cultura/Rex)

5. The Adidas Futsal Park (Tokyo)
The Adidas Futsal Park di Tokyo berada di atap the Tokyu Toyoko department store, di Shibuyu district. kawasan ini memang dikenal sebagai kawasan yang sangat padat, sehingga lahan itu sangat mahal sekali harganya. Itu kenapa banyak bangunan berdiri vertikal di kawasan ini, termasuk lapangan bolanya.
(Photograph: Shaun Botterill/FIFA/Getty Images)

6. Victoria Stadium
Victoria Stadium yang berada di daerah perbukitan.
(Photograph: Marcos Moreno/AFP/Getty Images)

7. Lapangan Sao Carlos Favela (Brazil)
Lapangan bola di Sao Carlos favela, Rio de Janeiro, Brazil cukup unik karena berada di atas daerah bukit dan berdiri di atas lahan yang curam.
(Photograph: Tony Burns/Getty Images/Lonely Planet Image)

8. Lapangan Mengambang Marina Bay (Singapore)
Lapangan bola mengambang di Marina Bay, Singapore, adalah stadion bola mengambang terbesar di dunia.
(Photograph: Paul Briden/Alamy)

9. Lapangan Tasiilaq (Greenland)
Sebuah lapangan bola di Tasiilaq, Greenland. Berada di daerah gunung es dengan pemandangan yang sangat indah
(Photograph: Grant Dixon/Getty Images/Lonely Planet Image)

10. Lapangan di Tajikistan
Lapangan di Tajikistan yang berada di ketinggian 2,500 meter.
(Photograph: Jean-Philippe Tournut/Getty Images)

The Anguished Man


Can a painting be the cause of paranormal activity? One of the best known cases for this involves a painting called 'The Anguished Man'.
Sean Robinson, a young boy from Cumbria, first noticed a rather odd looking oil painting at his Grandma's house hiding away out of sight from everything and everyone. For some reason Sean felt drawn to it, and would spend a fair amount of time alone with it. Time passed -and unfortunately Grandma passed away, leaving the painting to Sean.
By now Sean had a a family of his own, although Sean tried all he could to get his wife to agree to having the picture hanging in the house - it was said that it made the family members, in particular his wife uncomfortable. The picture was left in the basement, hidden away and mostly forgotten about for many years to come.
We fast forward to just a few years ago now, Sean was once again being 'called' to picture. somehow Sean convinced his wife to let him hang the picture in the spare-room, but this turned out to be his biggest mistake!
Within the space of a few days, Sean and his family was experiencing paranormal activity firsthand. Doors unexplainably opening on their own accord, bangs and crashes from the other rooms in the house, crying seemingly coming from around them. But most frightening of all came the nightmares, Sean would often wake at night claiming a horrific figure - not unlike the character in the painting  had been watching them from the bottom of the bed!
One night his son was pushed from the top of the stairs by an unseen hand - thankfully he managed to steady himself, before he came crashing to the ground below.
"Sean decided to look into the origins of the painting."
It was only then that he discovered that the unknown artist had mysteriously killed himself after painting the picture - but not before mixing his blood with the paints to create the terrifying picture you see here. Local Ghost Investigators were called in to hopefully understand just what was going on around the house.
To this day, the picture still remains a mystery, and paranormal activity still occasionally plagues the house. Sean still feels drawn to the painting, and incredibly its still in the house!? (although.. back in the basement) - Sean recently left the painting with cameras filming it overnight.. Here's the footage:






Senin, 27 Oktober 2014

The Madonna with Saint Giovannino


This painting is called “The Madonna with Saint Giovannino”. It was painted in the 15th century by Domenico Ghirlandaio (1449-1494) and hangs as part of the Loeser collection in the Palazzo Vecchio. Above Mary’s right shoulder is a disk shaped object. Below is a blow up of this section and a man and his dog can clearly be seen looking up at the object.
Upon closer inspection, the man seems to be looking away from the UFO, behind him and over his shoulder. Or, more likely, the notably out of place object may be imagined floating above the ground between them. From either perspective, could Mary be seen as blocking the two babies from the flying saucer’s view? Perhaps the dog glimpses the hovering object ~ with it’s mouth open, it could even be barking at it. But what is that dark, sparkling, disassembled figure beside them ~ a dwarf, or an ethereal being? A body, legs, head, and tail can be made out. Could this represent a type of alien, or demon? Also, Mary’s halo seems a bit shadowy ~ more like a vaporous disc than a ring of light.

The Solway Firth Spaceman


On 23 May 1964, Jim Templeton, a firefighter from Carlisle, Cumberland (now part of Cumbria), took three photographs of his five-year-old daughter while on a day trip to Burgh Marsh.
Templeton said the only other people on the marshes that day were a couple of old ladies sitting in a car at the far end of the marsh. In a letter to the Daily Mail in 2002, Templeton stated, “I took three pictures of my daughter Elizabeth in a similar pose – and was shocked when the middle picture came back from Kodak displaying what looks like a spaceman in the background.”
Templeton insists that he did not see the figure until after his photographs were developed, and analysts at Kodak confirmed that the photograph was genuine.