Minggu, 07 Desember 2014

Operasi Intelijen Tersembunyi Dibalik Pengungkapan Dokumen Rahasia Oleh Wikileaks?


F.W.Engdahl

Sejak dirilis secara dramatis film militer Amerika Serikat yang mempertontonkan penembakan pesawat udara Amerika Serikat kepada jurnalis yang tidak bersenjata di Irak, Wikileaks menjadi tenar secara global dan kredibilitasnya sebagai situs yang berani menayangkan materi sensitif untuk umum yang sumbernya berasal dari whistleblower orang dalam dari berbagai sumber pemerintah. Yang terbaru dari mereka adalah "kudeta" yang menyangkut dugaan kebocoran ribuan halaman dokumen yang dianggap sensitif mengenai informan Amerika Serikat dalam Taliban di Afghanistan dan ikatan mereka dengan orang-orang senior yang terkait dengan intelijen militer Pakistan - ISI. Namun bukti menunjukkan kebocoran informasi tersebut jauh dari jujur, tapi merupakan disinformasi yang sudah diperhitungkan untuk semata-mata keuntungan Amerika Serikat dan mungkin Israel serta intelijen India termasuk peran rahasia Amerika Serikat serta Barat dalam perdagangan narkoba dari Afghanistan.
Sejak dimuatnya dokumen Afghanistan beberapa hari lalu the Obama White House telah memberikan kredibilitas atas kebocoran tersebut dengan menyatakan kebocoran lebih lanjut akan menjadi ancaman bagi keamanan nasional Amerika Serikat. Namun rincian koran mengungkapkan sedikit yang sensitif. Sosok paling mencolok yang disebutkan adalah Jenderal (Purn) Hamid Gul, mantan kepala badan intelijen militer Pakistan - ISI, adalah orang yang selama tahun 1980-an mengkoordinasikan perang gerilya Mujahidin yang didanai CIA di Afghanistan melawan rezim Uni Sovyet di Kabul. Dalam dokumen Wikileaks terbaru, Gul dituduh melakukan pertemuan secara teratur dengan Al Qaeda dan Taliban serta mendorong mengatur serangan bunuh diri terhadap pasukan NATO di Afghanistan.
Dokumen yang dibocorkan juga mengklaim bahwa Osama bin Laden, yang dilaporkan meninggal tiga tahun yang lalu oleh mendiang calon Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto di BBC, masih hidup dengan nyaman, dengan demikian menjaga mitos yang hidup untuk Administrasi Obama dalam Perang Melawan Teror, pada saat dimana kebanyakan orang Amerika melupakan alasan sebenarnya mengapa pemerintahan Bush menyerang Afghanistan untuk memburu Bin Laden, orang Saudi yang dituduh melakukan serangan 9/11.

Demonisasi Pakistan
Penyebutan nama Gul kali ini yang dikatakan sebagai penghubung kunci kepada "Taliban" Afghanistan yang merupakan bagian dari pola yang lebih luas dari upaya-upaya Amerika Serikat dan Inggris belakangan ini, dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang menakutkan kepada rezim Pakistan sebagai bagian dari kunci permasalahan di Afghanistan. Dengan tuduhan demonisasi tersebut maka sangat meningkatkan posisi sekutu militer Amerika Serikat baru-baru ini, yaitu India. Selain itu, Pakistan merupakan satu-satunya negara muslim yang memiliki senjata atom. Angkatan Bersenjata Israel dan badan intelijen Israel Mossad dilaporkan sangat ingin untuk mengubahnya. Kampanye palsu terhadap Gul merupakan politik terang-terangan melalui Wikileaks yang merupakan bagian dari upaya-upaya geopolitik.
The London Financial Times mengatakan bahwa nama Gul muncul sekitar 10 kali dari kurang lebih 180 file rahasia, Amerika Serikat yang menuduh dinas intelijen Pakistan -  ISI mendukung militan Afghanistan yang bertempur melawan pasukan NATO. Gul mengatakan kepada surat kabar Amerika bahwa Amerika Serikat  telah kalah dalam perang di Afghanistan, dan bahwa kebocoran dokumen tersebut akan membantu administrasi Obama bisa memberi kesan untuk menyalahkan bahwa pihak Pakistan yang bertanggung jawab. Gul mengatakan kepada surat kabar tersebut, "Saya sangat favorit dijadikan kambing hitam oleh Amerika. Mereka tidak bisa membayangkan bangsa Afghan bisa memenangkan perang. Akan merupakan sesuatu yang memalukan seorang jenderal berusia 74 tahun hidup sebagai pensiunan melakukan manipulasi terhadap mujahidin di Afghanistan atas nama kekalahan Amerika."
Penting untuk memahami dokumen-dokemen terbaru Wikileaks mengenai Afghanistan adalah dengan menyoroti Gul yang sudah berusia 74 tahun itu. Sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya berjudul “Warum Afghanistan? Teil VI: Washingtons Kriegsstrategie di Zentralasien”, yang diterbitkan bulan Juni 2010 di situs ini, (http://info.kopp-verlag.de/hintergruende/geostrategie/f-william-engdahl/warum-afghanistan-teil-i-washingtons-kriegsstrategie-in-zentralasien.html) Gul dengan terang-terangan menyatakan mengenai peran militer Amerika Serikat di Afghanistan dalam menyelundupkan heroin ke luar negeri melalui pejabat tinggi keamanan Manas Air Base di Kyrgyzstan.
Selain itu, dalam sebuah wawancara dengan UPI pada tanggal 26 September 2001, dua minggu setelah serangan 9-11, dalam menjawab pertanyaan siapa yang melakukan Black September 11?, Gul menyatakan "Mossad dan kaki-tangannnya. Amerika Serikat membelanjakan dana sebesar US$ 40 Milyar setahun untuk membiayai 11 badan inteligennya.  Artinya dalam sepuluh setahun menghabiskan dana sebesar US$ 400 milyar.  Namun Administrasi Bush mengatakan hal tersebut angka yang mengejutkan.  Tapi aku tidak percaya. Dalam waktu 10 menit menara kembar kedua gedung WTC dihantam pesawat dan CNN mengatakan bahwa Osama bin Laden yang melakukannya. Itu merupakan bagian dari disinformasi yang telah direncanakan oleh para pelaku yang sebenarnya Gul jelas tidak disukai di Washington. Dia menyatakan bahwa permintaannya untuk mendapatkan visa kunjungan ke Inggris dan Amerika telah berulang kali ditolak. Membuat Gul menjadi musuh sempurna yang sesuai untuk Washington.

Siapa Julian Assange?
http://shacabkamedia.com/warka/images/stories/2010/Febraayo/0000j.jpg
Pendiri dan "Editor in-chief”  Wikileaks adalah Julian Assange, seorang yang  misterius, berusia 29 tahun, seorang warganegara Australia hanya sedikit yang diketahui tentang dirinya. Dia tiba-tiba menjadi tokoh publik terkemuka yang menawarkan jasa sebagai penengah kepada Gedung Putih atas kebocoran informasi rahasia tersebut. Setelah kebocoran informasi terbaru, Assange mengatakan kepada Der Spiegel, bahwa salah satu dari tiga outlet yang ia berbagi materi mengenai  dokumen terbaru yang dibocorkannya itu akan "mengubah sudut pandang kita,  tidak hanya terhadap perang di Afghanistan, akan tetapi kepada semua perang-perang modern. "Dia menyatakan dalam wawancaranya bahwa "Aku menyukai menghancur-leburkan para bajingan "Wikileaks didirikan pada 2006 oleh Assange, ia tidak memiliki rumah tinggal tetap dan Assange mengaku dia "tinggal di bandara sekarang ini."
Namun demikian pengusutan yang teliti mengenai kedudukan Assange sebagai anggota masyarakat dalam sebuah masalah yang paling kontroversial dalam dekade belakangan ini, yaitu terhadap kekuatan-kekuatan yang berada di belakang serangan 11 September 2001 baik terhadap Pentagon maupun World Trade Center, menunjukkan keanehan pendiriannya. Ketika the Belfast Telegraph mewawancarainya pada tanggal 19 Juli, ia menyatakan:
"Setiap saat orang-orang yang mempunyai kekuasaan merencanakan dengan rahasia, mereka melakukan konspirasi. Jadi ada konspirasi di mana-mana. Ada juga teori konspirasi gila. Ini penting untuk tidak membingungkan kedua hal ini....
"Bagaimana  mengenai  9/11?:" Saya selalu kesal karena orang terganggu oleh konspirasi palsu seperti 9/11, ketika di sekitar kita memberikan bukti nyata mengenai konspirasi, untuk perang atau penipuan finansial massa.
"Bagaimana Konferensi Bilderberg.?:" Itu adalah konspirasi samar-samar dalam artian jejaring. Kami telah menerbitkan catatan pertemuan mereka ".

Itu pernyataan dari seseorang yang telah membangun reputasi sebagai anti-kemapanan tentu lebih sekedar dari penting. Pertama, saat ribuan fisikawan, insinyur, profesional militer dan pilot pesawat telah bersaksi, bahwa apa yang dilakukan oleh  19 orang Arab yang nyaris tidak terlatih, bersenjata dengan kotak pemotong (box-cutters), dapat mengalihkan empat jet komersial Amerika Serikat  dan melakukan serangan yang hampir tidak mungkin dapat dilakukan terhadap Menara Kembar dan Pentagon dalam  jangka waktu 93 menit dengan tidak ada satupun intersepsi dari NORAD, Angkatan Udara Amerika Serikat, adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Memang siapa yang melaksanakan serangan profesional merupakan bahan bagi penyelidikan internasional yang tidak bias.
Penting untuk menyangkal kelemahan setiap konspirasi jahat 9/11 yang dilontarkan Mr Assange, adalah dengan mengutip pernyataan seorang mantan Senator Amerika Serikat, Bob Graham, yang mengetuai the United States Senate Select Committee on Intelligence, ketika melakukan Penyelidikan Bersama atas serangan 9/11 dalam wawancaranya dengan BBC. Graham kepada BBC mengatakan "Saya hanya dapat menyatakan bahwa dalam peristiwa serangan 9/11 terlalu banyak rahasia, informasinya tidak disampaikan kepada publik, padahal secara spesifik terdapat jawaban-jawaban yang kredibel dan jelas, sehingga dengan menyembunyikan rahasia-rahasia tersebut telah mengikis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah yang berkaitan dengan keamanan mereka."Narator BBC:" Senator Graham menemukan bahwa tindakan menutup-nutupi informasi tersebut sampai kepada jantung pemerintahan" Bob Graham:" Aku menghubungi Gedung Putih dan berbicara dengan Ms. Rice dan kukatakan kepadanya, 'Lihatlah, kami telah diberitahu kita akan melakukan kerja sama dalam penyelidikan ini, dan Ms. Rice bilang akan memeriksanya namun tidak terjadi apa-apa."
Tentu saja, pemerintahan Bush bisa menggunakan serangan 9/11 sebagai alasan untuk memulai melancarkan Perang Melawan Terorisme di Afghanistan dan kemudian Irak, pendapat Assange lebih patut untuk diabaikan.
Sementara itu, Jenderal Gul menyatakan bahwa intelijen Amerika Serikat menyelaraskan dengan Wikileaks untuk mencari kambing hitam di Afghanistan, Gul, yang harus disalahkan. Mudah, seperti diberi aba-aba, Perdana Menteri Inggris dari Konservatif, David Cameron, dalam kunjungan kenegaraannya ke India, mengecam dugaan peran Pakistan dalam mendukung Taliban di Afghanistan, dan ia lebih jauh meminjam ceritera Wikileaks yang dapat diterima kredibilitasnya. Padahal kisah sebenarnya dari Wikileaks jelas belum diberitahu.

Demonologi (demonology) secara etimologis adalah the study of demons or evil spirits atau secara terminologis merujuk kepada suatu perekayasaan sistematis untuk menempatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman yang menakutkan. Dalam ilmu komunikasi termasuk dalam teori-penjulukan (labelling theory), yang bisa direkayasa menjadi public opinion sedemikian hebat sehingga korban misinterpretasi menjadi hancur reputasinya dan tak mampu bertahan.

Notes : 
[1] General Hamid Gul, Arnaud de Borchgrave 2001 Interview with Hamid Gul, Former ISI Chief, UPI, reprinted July 2010 on http://www.veteranstoday.com/2010/07/28/arnaud-de-borchgrave-2001-interview-with-hamid-gul-former-isi-chief/
[2] Julian Assange, Interview in Belfast Telegraph, July 19, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar