Rabu, 10 Desember 2014

Stellar-Mass Black Hole

Sebuah berita yang mengejutkan bahwa satelit luar angkasa NASA berhasil mengidentifikasi sebuah Stellar-Mass Black Hole baru lahir di dalam galaksi Bima Sakti.
Awal terbentuknya sebuah Stellar Black Hole ditandai dengan meledaknya sebuah bintang yang memiliki massa yang besar atau minimal 3 – 10 kali massa matahari kita.
Lalu ledakan matahari atau bintang itu menjadikannya gumpalan cahaya yang sangat terang benderang yang dikenal dengan sebutan supernova.
http://www.geek.com/wp-content/uploads/2013/11/supernova-590x330.jpg
Supernova atau Ledakan Bintang
 
Supernova atau peristiwa meledaknya sebuah bintang adalah awal lahirnya sebuah Black Hole, namun dengan syarat bahwa massa bintang minimal harus 3x lebih besar dari massa matahari kita, dengan begitu barulah Black Hole akan tercipta dari sebuah Supernova. 
Begitu besarnya massa bintang meledak yang memiliki kekuatan gaya dan daya gravitasi yang pada awalnya adalah tempat berkumpul semua unsur-unsur dan partikel pembentuk bintang, tiba-tiba lenyap terpental akibat meledak.
Tapi pada saat bintang tersebut meledak dan menciptakan sebuah supernova, kekuatan gravitasi yang sangat teramat besar di inti bintang itu tidak ikut meledak dan berpencar, namun menetap, bahkan partikel gravitasinya saling mengikat erat semakin berkumpul dan berlokasi dimana inti bintang itu awalnya berada.
Setelah bintang meledak, kekuatan gravitasi tersebut berkumpul di lokasi bekas inti bintang yang telah meledak tadi. Selain tak terlihat oleh mata, daya gravitasi bekas bintang meledak tersebut juga sangat besar.
http://www.nasa.gov/images/content/604631main_cygnusx1_665.jpg
Tampak pijaran api dari bintang Cygnus X-1 yang melingkari pinggir sebuah blackhole lalu tersedot di tengahnya. Disaat yang sama terlihat pula 
 pijaran energi sinar gamma keatas dan kebawah dari pusat blackhole. Suatu saat bintang Cygnus X-1 ini akan lenyap 
karena “tersedot” oleh blackhole tersebut.
Kumpulan “kekuatan gravitasi” dari bekas bintang meledak atau supernova itulah, akhirnya akan membentuk apa yang dikenal dalam dunia astronomi sebagai Lubang Hitam atau Black Hole.
Setelah terbentuk, Black Hole yang memiliki gravitasi kuat dan tak terlihat tersebut berputar seperti sebuah piringan hitam. Dan layaknya sebagai ‘alat sedot’ yang amat kuat, ia akan menghisap semua bintang-bintang dan semua benda langit lain yang berada di dekatnya.
Selain berotasi, black hole juga berjalan dengan kecepatan yang beragam. Dan pola jalannya belum dapat diselidiki oleh peneliti. Black hole juga dapat menyatu dengan black hole lainnya jika saling bertemu dan membuatnya semakin bertambah besar dan besar (super massive black hole).
Setelah black hole semakin bertambah besar dan besar, maka semakin besar pula pengaruhnya di alam semesta, hingga dapat memutarkan atau membuat milyaran bintang di sekelilingnya berevolusi. Maka akan terciptalah sebuah galaksi.
Jadi, tak heran jjika hampir semua galaksi memiliki Lubang Hitam atau Black Hole ditengah-tengahnya, termasuk galaksi kita Bima Sakti (the Milky Way).
http://time-az.com/images/2012/10/20121007Swift%20J1745-2601.jpg
Stellar-Mass Black Hole yang ditemukan di Galaksi kita, Bima Sakti (Milky Way) diberi nama: Swift J1745-26
http://d1jqu7g1y74ds1.cloudfront.net/wp-content/uploads/2012/10/Wide_Still_Image_Labels.jpg
Swift J1745-26 x-ray
Sebuah satelit angkasa NASA bernama Swift berhasil identifikasi sebuah Stellar Mass Black Hole baru yang terletak beberapa derajat dari pusat galaksi Bima Sakti. Black Hole ini berhadapan langsung dengan konstelasi Sagitarius.
Dikarenakan tidak mengetahui secara pasti berapa jaraknya, para astronom membuat perkiraan kasar bahwa Black Hole ini memiliki jarak sekitar 20 ribu sampai 30 ribu tahun cahaya dari pusat galaksi.
Simulasi lensa gravitasi oleh sebuah lubang hitam (black hole), yang dapat mendistorsi 
citra galaksi di latar belakangnya. (wikipedia)
Black Hole baru ini ditemukan setelah Swift mendeteksi sebuah energi X-Ray besar dari pusat galaksi yang akhirnya melahirkan X-Ray Nova.
Stellar-Mass Black Hole yang bernama Swift J1745-26 tersebut diselimuti oleh debu dan gas angkasa.
Menurut penjelasan di Science Daily (05/10/12), sinar X-Ray tersebut akan mencapai puncaknya dan menghasilkan energi lebih dari 10 ribu volt elektron ketika posisinya setara dengan posisi Nebula Kepiting atau Crab Nebula.
Namun tidak dijelaskan berapa jarak Black Hole baru ini dengan bumi, sebab planet yang ditempati manusia ini juga berada di galaksi Bima Sakti. (indocropcircles / Science Daily / merdeka)
  • Astronomers Spot Sudden Black Hole Swift J1745-26 Flare Up [video]
  • The Largest Black Holes in the Universe [video]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar