Renaissance dari abad ke-14 sampai abad ke-17 |
Dalam
sejarah dunia Barat dikenal dengan Zaman Kegelapan (Dark Ages)
atau Abad Pertengahan (Middle Ages). Pada perioda tersebut segala
prestasi kemanusiaan yang pernah dicapai dunia Barat rusak atau hilang.
Dunia Barat mengalami periode kemandegan terutama di bidang pemikiran
akibat pengaruh gereja di negara yang sedemikian besar, dalam arti
menindas. Setelah zaman ini berakhir, akhirnya munculah sebuah zaman
baru yang disebut Zaman atau Abad Renaissance. Masa ini ditandai oleh
kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun kesusastraan
yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Masa Renaissance ini bermlua dari abad ke-14 hingga sekitar abad ke-17.
Secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata Re
berarti kembali dan naitre berarti lahir. Secara bebas kata Renaissance
dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad
modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami
oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat
duniawi.
Renaisans
pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini
dipicu kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut
membuat para pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju
Eropa Barat.
Mereka menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk
menguasai teknologi tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh
mistisme zaman pertengahan dengan kembali kepada sains zaman klasik yang
sebelumnya dilarang karena dianggap pelanggaran terhadap misi
ketuhanan.
Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan
kebudayaan Romawi dan Yunani yang pada masa abad tengah / masa
kegelapan sempat dilupakan, yaitu tipe manusia yang otonom dan mandiri.
Disini Renaissance lahir sebagai pembaharu untuk membentuk manusia yang
mandiri, utuh, otonom, dan bertanggungjawab. Pola pikir abad tengah
(terbelenggu ajaran gereja ; disalahgunakan) diganti dengan pola pikir
rasional baik SDA maupun SDM nya sehingga manusia bisa berkembang.
Tokoh-tokoh dari renaissance adalah :
1. Italy :
1. Italy :
|
2. Belanda :
a. Desiderwis Erasmus (1469-1536) seorang penulis yang mengikuti jejak Sokrates.
b. Rembrant (1607-1669) pelukis dengan ciri menampilkan kontras antara gelap dan terang.
b. Rembrant (1607-1669) pelukis dengan ciri menampilkan kontras antara gelap dan terang.
3. Inggris :
a. | Thomas More (1478-1535) |
b. | William Shakespeare (1546-1616) karya sastranya antara lain: Julius Caesar, Hamlet, Macbeth, Romeo and Yuliet, Merchant of Venice. |
DIPLOMASI SETELAH ABAD RENAISSANCE
Pada era Dark Ages di eropa ada dua kekuatan besar di Eropa yang berjalan di jalur yang berbeda. Kaum borjuis (pedagang) menguasai kemampuan praktek lapangan, sementara Kaum Ulama (pendeta)
menguasai teori dan ilmu pengetahuan. Timbulnya gerakan individualisme
yang dipicu oleh tulisan Dante Alighieri, Rene Descartes, Martin Luther
dan para pemikir lainnya berhasil membuat runtuhnya dominasi Gereja di
Eropa. Untuk pertama kalinya, ilmu pengetahuan yang selama ini tersimpan
rapi di perpustakaan Gereja bertemu dengan kemampuan praktek yang
selama ini dikuasai oleh kaum borjuis. Hasilnya, Eropa mengalami apa yang disebut dengan era Renaissance.
Dikotomi antara teori dan praktek akhirnya menyatu dan menghasilkan
revolusi budaya dan industri di Eropa. Dan dari sinilah mulai lahir
cikal bakal diplomasi setelah masa kelahiran kembali.
Renaissance membawa pengaruh yang cukup berarti dalam dunia
diplomasi. Praktik diplomasi yang dilakukan lalu menjadi kegiatan
permanen pemerintah. Penguasa Eropa mulai mengirim wakilnya untuk
tinggal di negeri asing untuk mengumpulkan informasi dan sekaligus
mewakili Negara dalam kegiatan yang akan dilakukannya. Dibandingkan pada
abad pertengahan yang dulunya hanya mengirimkan wakilnya dalam waktu
yang singkat saja.
Residen Duta Besar pertama kali muncul di Eropa. Pertumbuhan Negara
kota Italy menciptakan kebutuhan pemerintah untuk berkomunikasi dengan
sekutu mereka dan untuk mendapatkan informasi tentang saiangan mereka.
Penempatan Kedutaan Besar pertama kali oleh adipati dari Milan di
Napoli, Genoa, Roma, dan Venice. Lalu semenjak itu berbagai Negara mulai
mengikuti dan mendirikan kedutaan mereka di Negara-negara lain.
Diplomasi seperti ini perlahan-lahan mulai mnyebar ke Eropa Utara.
Negara Spanyol mulai mendirikan Kedutaannya di Negara Eropa Utara,
sedangkan Prancis juga mulai mendistribusikan duta besarnya ke seluruh
benua.
Seorang diplomat dipilih berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang
dimilki. Syarat yang paling penting adalah pengetahuan tentang hukum
Romawi. Sedangkan syarat lainya seperti, menggunakan bahasa Latin yang
juga merupakan bahasa umum. Dari diplomasi pada masa setelah
Renaissance, seorang diplomat sudah bisa bernegosiasi dengan
mengatasnamakan penguasa utama. Unsur paling penting dalam diplomasi
adalah duta nesar dan komunikasi yang dilakukan.
Perlindungan diplomat atau duta besar sudah ada dari zaman
sebelumnya. Perlindungan yang diberikan adalah jaminan keamanan bagi
mereka untuk terlindungi dari penangkapan atau perlakuan yang merugikan
mereka di luar negeri. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan adanya
hukuman bagi Duta Besar yang melakukan kesalahan misalnya seperti
praktek-praktek licik (tetap tidak boleh walaupun hal itu ditujukan
untuk kepentingan Negara). Hukuman yang diberikan berdasarkan UU yang
berlaku di Negara yang dikunjungi.
STUDI KASUS
Diplomasi setelah berakhirnya zaman Renaissance juga bisa dilihat di
Indonesia, yaitu pada zaman berakhirnya Orde Lama yang digantikan Orde
Baru. Pergantian kekuasaan ini memberikan perubahan yang cukup berarti
dalam sifat diplomasoi Indonesia. Soekarno dengan haluan politik luar
negeri yang revolusioner dan anti-imperialisme bersifat sangat
konfrontatif. Indonesia pada masa kepemimpinan Soekarno memperlihatkan
sifat – sifat militan dan cenderung konfrontatif terhadap segala unsur
yang diidentifikasi sebagai ”antek imperialisme”. Dalam hal ekonomi,
Soekarno mengatur segala rencana pembangunan ekonomi dan memiliki
semboyan ”berdiri di atas kaki sendiri” yang merefleksikan pendirian
anti-Barat. Secara umum hubungan Indonesia dengan negara – negara Barat
bisa dikatakan tidak harmonis.
Sebaliknya, setelah memasuki rezim Orde Baru, sifat politik luar
negeri Indonesia yang konfrontatif tersebut berganti dengan politik yang
bersifat kooperatif. Indonesia yang selama masa Demokrasi Terpimpin
memiliki hubungan yang kurang baik dengan negara – negara Barat mulai
memperbaiki hubungan tersebut sesudah memasuki rezim Orde Baru. Hal ini
dilakukan terutama karena orientasi politik luar negeri Indonesia
berubah haluan menjadi pembangunan ekonomi dalam negeri melalui kerja
sama dengan negara – negara lain. Hal ini terjadi karena pemerintah Orde
Baru menyadari bahwa untuk melakukan pembangunan Ekonomi, Indonesia
membutuhkan dana, sedangkan Indonesia yang baru merdeka memiliki
kekurangan dana yang sangat besar untuk melakukan pembangunan tersebut.
Kerja sama dengan negara – negara lain ini dibuka untuk mendapatkan
bantuan luar negeri demi melaksanakan pembangunan ekonomi dalam negeri.
Diplomasi yang dilakukan oleh Orde Baru banyak disebut sebagai
”Diplomasi Pembangunan” (Diplomacy For Development). Salah satu hasil diplomasi pembangunan Orde Baru terkait dengan upaya untuk mendapatkan bantuan luar negeri adalah Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI/Kelompok Antarpemerintah Mengenai Indonesia).
Diplomasi pembangunan Indonesia pada masa Orde Baru tersebut dapat
dikatakan berhasil dalam memperoleh bantuan luar negeri. Hal ini sesuai
dengan tujuan dari diplomasi ekonomi, yaitu mengamankan resources ekonomi yang berasal dari luar negeri untuk pembangunan ekonomi luar negeri. Dalam hal ini, resources ekonomi utama yang berusaha diamankan adalah bantuan luar negeri yang berasal dari negara – negara maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar