Kamis, 06 November 2014

Alex Ferguson: Autobiografi Saya


“Setiap kali kekalahan menusuk kami, kami kembali berkumpul dan maju bersama. Kata-kata tadi memotivasi. Memaksa saya untuk melanjutkannya. Saya akan maju terus: Saya tidak tahu apakah tanpa provokasi itu saya akan sangat menikmati pekerjaan ini.”Sir Alex Ferguson



Alex Ferguson, lahir pada 1941 di Govan, Skotlandia. Dia menjadi manajer klub sepak bola sejak 1974, pertama-tama di East Stirlingshire dan St Mirren, sebelum kemudian membawa Aberdeen menjadi juala Piala Winners Eropa 1982-83. Dia menjadi manajer Manchester United sejak 1986 dan mempersembahkan 38 gelar juara, termasuk Piala Dunia Klub, 2 kali juara Liga Champions, 13 kali juara Liga Premier, dan 5 Piala FA. Dengan 49 gelar juara yang diraihnya, dia menjadi manajer sepak bola Britania paling sukses sepanjang masa.
27 tahun kejayaan Manchester United tak lepas dari visi, energi, dan keahlian Sir Alex yang dapat menjaga kualitas timnya dan kelangsungan keberhasilan dari klub ini. Termasuk menjadi treble winner pada 1999.
“Keberhasilan memberi saya kendali. Sesudah meraih satu piala, kepala saya langsung memikirkan yang berikutnya.”Sir Alex Ferguson
Sir Alex, seorang manajer dengan skill yang fenomenal dan seringkali harus berhadapan dengan pemain-pemain bintang seperti Roy Keane, Eric Cantona, dan Ruud van Nistelrooy. Begitu juga dengan Cristiano Ronaldo dan David Beckham yang mendeskripsikan Sir Alex sebagai sosok ayah dalam hidup mereka.
Sir Alex juga menceritakan persaingan sengitnya dengan klub papan atas Liga Premier Inggris lain dan menceritakan hubungannya dengan para rival yang mungkin tidak pernah kita lihat di atas lapangan hijau.
Yang saya ingat dari insiden itu, ketika Ruud van Nistelrooy masuk ruang ganti, dia memberi tahu saya bahwa (Arsene) Wenger menghinanya selagi ia meninggalkan lapangan. Saya langsung mendekati Arsene dan berkata: “Kamu jangan macam-macam dengan pemain saya.”Sir Alex Ferguson (hlm. 193)
Setelah mengantar Manchester United menjadi juara Liga Champions pada malam dramatis di Moskow pada 2008 dan berhasil membawa pulang kembali Piala Liga Premier pada musim 2012-2013, Sir Alex memutuskan untuk pensiun dari jabatan manajernya. Kini pada usianya yang ke 71, dia masih mendukung United sebagai salah satu direkturnya.
Buku Alex Ferguson, Autobiografi Saya ini menjadi refleksi kesuksesan manajer terbaik dalam sejarah Liga Premier Inggris.
“..Saya ingin pensiun sebagai pemenang. Jadi, saya berhenti ketika sedang meraih kemenangan.” Sir Alex Ferguson (hlm. 13)

sumber gambar : google sumber quote : Alex Ferguson, Autobiografi Saya hlm. 19
Alex Ferguson, Autobiografi

Alex Ferguson; atau biasa dikenal dengan nama panggilannya, Fergie. Jika Anda penggemar sepak bola, tentunya Anda mengenal sosok yang biasa disebut legend oleh para penggemar Manchester United ini. Saya belum pernah membaca autobiografi seseorang sebelumnya, dan saya cukup penasaran mengapa buku ini langsung menjadi best seller dalam waktu singkat, dan sampai terakhir kali saya ke toko buku, buku ini masih dipajang di rak best seller. Tentunya hal ini membuktikan betapa legendarisnya sosok Sir Alex ini, sehingga saya memutuskan untuk membelinya.
Buku ini menceritakan perjalanan hidup Sir Alex, berawal di Govan, distrik galangan kapal di Glasgow, teman-teman, keluarganya, hingga perjalanan kariernya sebagai manajer klub sepak bola sejak tahun 1974 sampai 2013. Segalanya dituliskan secara kronologis. Dari buku ini, saya mendapatkan  banyak pengetahuan baru.

Apa saja hal-hal yang paling menarik dari buku ini?
Pertama, pada bab Refleksi dan Awal yang Baru kita akan tahu bagaimana Sir Alex menghadapi lika-liku di tahun-tahun awal ia menjadi manajer United. Dengan sifatnya yang pantang menyerah, dia berhasil menjadi manajer tersukses dalam sejarah sepak bola Britania.
“Kadang kekalahan itu adalah hasil terbaik. Bereaksi terhadap masa sulit itu juga baik. Di titik terendah pun kita harus menunjukkan kekuatan.”- Sir Alex Ferguson (hlm. 17-18)
Kedua, pembaca dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat kita lihat di atas lapangan hijau. Seperti bagaimana sesungguhnya yang dipikirkan Sir Alex tentang Roy Keane, Cristiano Ronaldo, atau David Beckham? Atau bagaimana pendapat Sir Alex tentang rivalnya, Arsene Wenger dan Jose Mourinho? Kita hanya melihat mereka sebagai pemain sepak bola dan manajer klub yang hebat, namun di buku ini kita mengerti lebih dalam tentang mereka.
“Cristiano Ronaldo adalah pemain paling berbakat yang pernah saya bina. Dia melebihi semua pemain besar lain yang pernah saya tangani di United.” Sir Alex Ferguson (hlm. 115)
Pertama kalinya saya mengenali Jose Mourinho sebagai ancaman adalah pada konferensi pers perkenalan dia sebagai manajer Chelsea pada musim panas 2004. “Akulah ‘sang istimewa’ (the special one),” Jose mengumumkan siapa dirinya. “Sombong sekali anak ini,” saya pikir  – Sir Alex Ferguson (hlm. 171)

Ketiga, pembaca juga dapat mengetahui perasaan Sir Alex yang sesungguhnya ketika malam bersejarah Moskow 2008 di mana United memenangkan gelar Liga Champions, serta hari di mana United kehilangan gelar Liga Premier Inggris pada musim 2011-2012.
“Ketika Van der Sar menangkap tendangan penalti Nicolas Anelka dan membuat kami menjadi juara, saya nyaris tak berdiri dari bangku karena tak percaya kami menang. Saya tak bergerak beberapa lama. Cristiano Ronaldo masih terkapar sambil menangis di lapangan karena tendangan penaltinya meleset.” Sir Alex Ferguson (hlm. 249)

“Dari semua kekalahan yang saya alami, tidak ada yang lebih buruk daripada kehilangan gelar juara liga ke (Manchester) City.” Sir Alex Ferguson (hlm. 306)
Semua hal di atas dituliskan dengan sangat baik, serta dikemas dalam gaya bahasa yang mudah dipahami. Di sela-sela buku terselip beberapa lembar berisi foto-foto berwarna dan caption di bawahnya, sehingga pembaca tidak bosan karena hanya disuguhi tulisan dari awal sampai akhir. Kebanyakan foto tersebut adalah foto pemain bintang United dan momen-momen terbaik dalam perjalanan karier dari manajer yang gemar balap kuda ini.
“Jika kita lesu sesudah kalah, dijamin kita akan kalah lagi dan lagi.”Sir Alex Ferguson (hlm. 18)

Inilah beberapa kutipan-kutipan isi buku Otobiografi Sir Alex Ferguson tentang beberapa pemain dan juga pelatih:

Alex Ferguson Tentang David Beckham
Terkadang Anda harus membuang sesuatu dari seseorang agar mereka dapat melihat sebagaimana besar mereka mencintainya. Ketika Beckham hengkang ke Amerika untuk bergabung dengan LA Galaxy, saya yakin dia mulai menyadari bahwa dia telah melepaskan sebagian dari karirnya.

Karena saya melihat dia tumbuh dewasa, bersama Giggs dan Scholes, David lebih seperti anak untuk saya. Saya tidak memendam apapun terhadap David sama sekali. Saya pikir dia anak yang luar biasa. Tetapi Anda seharusnya tidak melepas apa yang Anda kuasai.

David Beckham adalah satu-satunya pemain yang saya latih, yang memilih untuk terkenal, yang menjadikan terkenal di luar lapangan menjadi targetnya. Dalam musim terakhirnya bersama kami, kami menyadari kinerja Beckham menurun dan kami mendengar adanya rumor ketertarikan antara Real Madrid dan kubu David.

Konfrontasi antara kami yang membuat banyak kehebohan adalah ketika babak kelima Piala FA menghadapi Arsenal di Old Trafford pada Februari 2003, di mana kami kalah 2-0.

Kesalahan David di laga itu adalah keengganannya untuk kembali membantu pertahanan ketika gol kedua Arsenal terjadi. Dia hanya berlari kecil. Seperti biasa, David saat itu, dia meremehkan kritik saya.

Dia sekitar 12 meter dari saya. Di antara kami, di lantai, ada beberapa sepatu boots. David menyumpahi. Saya bergerak ke arah dia, dan ketika saya mendekat, saya menendang sepatu boot. Itu mengenai dia, di atas matanya. Saya memanggilnya satu hari kemudian untuk melihat video dan dia masih tidak menerima kesalahannya. Saat dia duduk mendengarkan saya, dia tidak mengatakan satu kalimat apapun. Apapun.

Satu hari berikutnya, kabar itu sampai di media. Di publik, luka akibat sepatu boot tersorot. Di hari-hari itu, saya mengatakan kepada manajemen bahwa David harus pergi.

David berpikir dia lebih besar dari Alex Ferguson. Anda tidak boleh memiliki pemain yang mengambil alih ruang ganti. Banyak yang berusaha. David mencari simpati dari suporter. Tetapi tidak diragukan lagi ada serangan langsung untuk saya.


Alex Ferguson Tentang Roy Keane
Dalam autobiografinya, Fergie menilai Roy Keane adalah pemain luar biasa dan cocok mengemban posisi kapten. Tapi ada kalanya, Keane melakukan kesalahan.
"Dia sudah melewati batas dalam beberapa tahun terakhir dan itu (melepasnya) adalah keputusan yang tepat," tulis Ferguson soal transfer Roy Keane.
Keane pun langsung dicecar saat menjadi pengamat di pertandingan Liga Champions antara Arsenal dan Borussia Dortmund, semalam. Gelandang kontroversial yang tak segan bermain keras itu santai saja mendengar komentar Ferguson. Keane malah mempertanyakan keputusan sang mantan manajer untuk membeberkan hal-hal buruk soal pemain-pemain yang pernah ia besut.
"Saya hanya berpikir seorang manajer tidak perlu melakukan hal tersebut. Banyak pemain membantu ia meraih banyak gelar," ujar Keane.
"Jadi bayangkan apa yang ia akan katakan kalau kami tak pernah memenangkan gelar," lanjutnya yang langsung disambut gelak tawa mantan pemain Arsenal, Ian Wright dan Lee Dixon, yang ikut menjadi pengamat.
Karena itu, Keane mempertanyakan pengertian Ferguson soal kata-kata loyalitas. "Opini saya, dia tidak mengerti sama sekali arti kata tersebut," cecar Keane dengan kalimat pedas.


Alex Ferguson Tentang Rafael Benitez 
Pelatih Napoli saat ini, Rafael Benitez, salah satu yang menjadi korban. Ferguson tidak ragu menyebut Benitez sebagai sosok yang konyol. Hal itu terjadi saat keduanya sedang menjalani sebuah wawancara dengan televisi.
"Dia menaruh kacamatanya dan menulis fakta di secarik kertas. Namun, fakta yang disampaikannya semua salah. Kemudian saya mengatakan sesuatu yang pahit kepadanya. Lihat: Anda orang bodoh. Anda tidak boleh membuat pribadi Anda terlihat seperti itu," tulis Sir Alex soal mantan manajer Liverpool tersebut.

Kesalahan yang ia lakukan adalah mengubah rivalitas kami menjadi pribadi. Sekali Anda membuatnya menjadi personal, Anda tidak memiliki kesempatan, karena saya bisa menunggu. Saya memiliki kesuksesan di belakang saya. Benitez berusaha mencari trofi dan juga berusaha menangani saya. Itu tidak bijak.

[Setelah pernyataan 'fakta' yang terkenal] semua yang saya katakan untuk membalas adalah Rafa jelas merasa kecewa kepada sesuatu dan itulah yang saya bingung untuk menjelaskan apa itu. Saya yang mengatakan kepada dia: Lihat, Anda orang bodoh. Anda seharusnya tidak pernah membuat ini menjadi personal. Itu adalah pertama kalinya dia mencoba taktik tersebut, dan setiap serangan membawa masalah personal yang sama.

Benitez akan mengeluh tidak memiliki uang untuk dikeluarkan, tetapi dari hari dia datang, dia mengeluarkan lebih dari saya. Jauh lebih banyak. Kualitas dari pemain yang ia beli, yang membuat ia kecewa.

Mengapa dia tidak bekerja sebaik seperti di Anfield, dari perspektif saya? Benitez lebih tampak untuk mempertahankan dan menghancuran pertandingan daripada memenangkannya. Dia beruntung, begitu juga saya, kadang-kadang.

Jose Mourinho jauh lebih cerdik dalam menangani pemain. Dan dia memiliki kepribadian. Jika Anda melihat Jose dan Rafa berdiri bersama di touchline, Anda tahu Anda bisa menunjuk pemenangnya.

Saya melihat Liverpool sangat sulit dinikmati ketika dia menjadi pelatih di sana. Saya melihat mereka menjemukan. Kejutan bagi saya melihat Chelsea memanggilnya. Ketika Benitez meletakkan trofinya bersama Di Matteo, itu akan menjadi dia gelar liga bersama Valencia, Liga Champions dan Piala FA bersama Liverpool. Dalam enam bulan, Di Matteo memenangkan Piala FA dan Liga Champions. Itu adalah catatan yang sebanding. Namun, Rafa kembali mendarat di bumi lagi.


Alex Ferguson Tentang Sanksi Rio Ferdinand
Rio Ferdinand bukan pengguna obat-obatan. Kami pasti mengetahuinya. Itu tampak di matanya. Dan dia tidak pernah melewatkan satu sesi latihan. Pengguna narkoba sangat tidak teratur. Mereka menjadi tidak konsisten. Rio tidak akan menjadi pengguna karena rasa tanggung jawabnya sebagai siapa dia di olahraga terlalu besar. Dia melakukan kesalahan, tetapi demikian juga orang-orang yang terlibat. Mereka tidak mengambil langkah yang mencegah krisis yang akan terjadi.


Alex Ferguson Tentang Robin van Persie
Van Persie duduk dengan Arsene dan memberitahunya bahwa United adalah tujuan yang ia inginkan. Tawaran kami, dari David Gill kepada Gazidis, adalah sebesar £20 juta. Saya memperingatkan Arsene bahwa kami tidak akan pernah mencapai £25 juta. Arsene meragukan hal itu. Dia tidak percaya bahwa Manchester United akan menolak untuk meningkatkan banderol menjadi £25 juta untuk pemain seperti itu. 


Alex Ferguson Tentang Mesut Ozil
[Saat kontrak Rooney bermasalah pada 2010] "Saya menyuruh dia untuk mengatakan kami tidak ambisius adalah omong kosong. Wayne mengatakan bahwa kami harus memburu Mesut Ozil, yang bergabung ke Real Madrid dari Werder Bremen.

Jawaban saya adalah itu bukan urusan dia, siapa yang kami kejar. Saya memberitahunya, tugas dia adalah untuk bermain dan beraksi. Pekerjaan saya adalah memilih tim yang tepat. Dan sejauh ini, saya selalu berhasil. 


Alex Ferguson Tentang Owen Hargreaves
Ketika saya merekrutnya ada sesuatu tentang dia yang tidak saya suka. Setiap hal yang harus dimiliki oleh pemimpin yang bagus adalah insting. Insting saya mengatakan kepada diri saya sendiri: "Saya tidak suka dengan ini.'

Dia hampir terlalu bagus. Salah satu perekrutan paling mengecewakan dalam karir saya.
Ferguson menyesal telah membeli Hagreaves. Dalam masa 4 tahun, pria yang sempat disebut sebagai penerus Roy Keane ini hanya tampil 27 kali. Selebihnya, Hagreaves menghabiskan waktu bergulat dengan cendera.
Ferguson menuduh Hagreaves tidak serius dalam membangkitkan kebugaran tubuhnya dan kerap memilih latihan ringan. Namun di sisi lain, Sir Alex tidak komplain atas performanya ketika bermain di lapangan.


Alex Ferguson Tentang Kontroversi Wayne Rooney
Jika Beckham tampak lebih mudah untuk dijual, tidak begitu dengan Wayne Rooney. Ferguson tampak kerja keras mempertahankan mesin gol MU itu meski si pemain sudah berkali-kali meminta untuk dijual.
Dalam bukunya, Fergie memang tak henti memuji Rooney. Pemain yang diboyongnya dari Everton usai Euro 2004 itu dinilai memiliki bakat dan insting yang mengagumkan serta berkomitmen dalam sepakbola.
Namun, bukan berarti Rooney dianggap pemain sempurna. Kontroversi menyeruak setelah Ferguson mengumbar kelemahan pemilik nomor 10 itu. Fisik Wazza dinilai bisa menjadi masalah terbesar dalam karirnya.

Sir Alex memberikan contoh saat dia tidak memainkan Rooney kala menghadapi Blackburn Rovers pada Desember 2011. Penampilan Roo dalam latihan dinilai sangat buruk setelah berpesta dengan Darron Gibson dan Jonny Evans.
"Wayne harus hati-hati. Dia memiliki kualitas luar biasa, tapi bisa tertelan akibat buruknya stamina. Jika dia absen beberapa pekan untuk MU, butuh empat atau lima pertandingan untuk mengembalikan kondisinya," beber Fergie.

Hal tersebut membuat Ferguson lebih sering memutuskan untuk mencadangkan Rooney jika kondisinya sedang tidak dalam performa puncak. Ini pun yang jadi alasan utama keinginan Rooney untuk hengkang.
Fergie pun tak segan mengungkapkan kronologi kejadian tersebut. Rooney datang khusus ke kantor manajer MU untuk menyatakan keinginannya, begitu juga dengan agennya, Paul Stretford, yang langsung menghubungi Direktur MU, David Gill.
"Saya biarkan dia untuk membahas masa depannya dengan David Moyes. Saya masih berharap bisa melihat performa luar biasanya di Old Trafford," sambung pria yang saat ini berusia 71 tahun tersebut.


Alex Ferguson Tentang Mark Bosnich
Ferguson menuduh Bosnich tidak profesional dalam menjaga konsumsi makanan. "Kami suatu ketika bermain di Wimbledon dan Bosnich memakan semuanya: sandwich, sup, steak. Dia menghajar semua yang ada di menu." Saya berkata padanya, "Demi Tuhan, Mark, kami sedang mencoba menurunkan berat badanmu. Mengapa kamu makan semuanya?" "Apakah perutmu memiliki ujung?" Saya tidak mampu mengubahnya," tulis Fergie. Di buku diceritakan pula bahwa Bosnich pernah sampai terlambat datang latihan 3 jam!

Mark Bosnich berespon bahwa ia merasa bangga namanya tercantum dalam autobiografi. Namun ia menjelaskan bahwa dibeli dua kali dalam periode 10 tahun menunjukkan bahwa dedikasi dan profesionalisme-nya telah memenuhi standard United.
"Saya adalah satu-satunya pemain yang menandatangani kontrak dua kali di Manchester. Di Musim pertama kami memenangkan Liga Inggris dengan margin jarak 18 point, yang belum pecah hingga sekarang."
"Kami menjadi tim Inggris pertama yang menang Piala Dunia Antar Klub melawan Palmeiras di Tokyo," tambahnya lagi.


Alex Ferguson Tentang Ruud van Nistelrooy
Perseteruan Ferguson dan Van Nistelrooy mungkin sesuatu yang paling tidak diperkirakan semua pihak. Striker Belanda ini adalah salah satu penggedor andalan United dengan catatan 150 gol dalam 5 tahun.
Pada League Cup Final 2006, Ferguson memberitahu bahwa ia duduk di bangku cadangan untuk pertandingan ini supaya memberi kesempatan pada pemain baru (Nemanja Vidic dan Patrice Evra). Respon selanjutnya membuat Ferguson terkejut dan terjadi kericuhan. Assisten Manager saat itu, Carlos Queiroz langsung menghampirinya. Suasana menjadi tegang dan beberapa pemain meminta Van Nistelrooy untuk menjaga mulutnya.
Ferguson menganggap Van Nistelrooy memberikan pengaruh negatif terhadap pemain. Cristiano Ronaldo sempat ditendang dan diejek Striker Belanda dalam sesi latihan. "Masalah dengan (Ruud) sangat menyedihkan. Mengapa Ruud berubah, saya tidak tahu. Saya juga tidak tahu pasti apakah ini cara dia untuk keluar dari Old Trafford."


Alex Ferguson Tentang Arsene Wenger
Arsene Wenger juga jadi salah satu rival terberat Ferguson. Pelatih Prancis itu sempat menjadi momok menakutkan bagi MU pada awal 2000-an. Rivalitas antara Wenger dan Fergie begitu panas.
Paling dikenang dari Wenger dan Ferguson tentu insiden 'Pizzagate' pada 2004 di Old Trafford usai MU mengalahkan Arsenal 2-0 sekaligus mematahkan rekor tidak terkalahkan Arsenal dalam 49 laga terakhir. Peristiwa menghebohkan itu terjadi ketika Ferguson dilempar pizza saat hendak memasuki ruang ganti.
Dalam buku autobiografinya, Fergie mengaku masih belum tahu siapa yang melempar pizza, meskipun Cesc Fabregas yang paling sering disalahkan. Hubungan kedua pelatih ini sempat mendingin beberapa tahun belakangan. Namun, kemenangan MU 8-2 atas Arsenal di Old Trafford sempat menimbulkan luka tersendiri bagi Wenger.


Berbagai hal menarik dituangkan Fergie dalam buku barunya. Kontroversi dari berbagai perspektif sudah terlanjur merebak. Banyak pihak tentu tersinggung dengan pernyataan pemilik jurus "hair dryer treatment" itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar