Barcode atau Kode garis-garis batangan
bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan
pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan
kode batangan ini. Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan
yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang
mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di
Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Pada awalnya orang banyak percaya bahwa
pencantuman Barcode pada suatu produk pabrikan semata hanya untuk
mempermudah pengindentifikasian dan klasifikasiannya. Namun pada
perkembangannya kemudian, Barcode dicurigai sejumlah kalangan sebagai
salah satu alat bagi pihak Konspirasi Internasional untuk menguasai
dunia menuju apa yang sekarang dikenal dengan istilah “The New World Order”, Tata Dunia Baru. Suatu keadaan di mana seluruh negara-bangsa di dunia ini tunduk pada kekuasaan Amerika Serikat.
Dengan ambruknya imperium Soviet Rusia di
paruh akhir 1980-an, maka situasi dunia kian cepat menuju ke arah ini,
di mana Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya yang tiada
tandingannya di seluruh dunia.
Perkembangan demi perkembangan global
ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi tersembunyi di
balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya. Mereka
kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis, Peneliti, dan
Pengkaji Alkitab.
Salah satunya adalah Mary Stewart Relfe,
PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, AS, yang juga
berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan Multi
Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller yang
menyoroti konspirasi ini. Salah satunya berjudul “666 The New Money System” (1982).
Dalam bukunya tersebut, Mary Stewart yang
juga seorang pengkaji Alkitab, sejak kecil sangat yakin bahwa
penggunaan Barcode terkait erat dengan rencana-rencana tersembunyi dari
konspirasi untuk menguasai dunia.
Menurut Stewart, upaya
Konspirasi untuk menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan
pengendalian dunia terbagi dalam tiga tahapan:
1. Tahap pertama dimulai
tahun 1970 yang dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.
“Tahun ini merupakan awal bagi mereka
dalam memberikan identifikasi pada tiap barang yang ditandai dengan
angka pada tingkat manufaktur. Barcode mulai digunakan, diselaraskan
dengan sistem komputerisasi yang mampu membaca kode-kode tersebut, ”
tulis Stewart.
Sasaran utama tahap ke satu ini adalah
untuk menyeragamkan sistem dan pabrik komputer raksasa di seluruh dunia,
agar mampu mengenali kodifikasi di atas.
2. Tahap kedua dimulai tahun 1973.
Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini
mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka
Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang
digabungkan dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan
dua kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip dengan Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun sebelumnya.
Awalnya diterapkan pada kartu-kartu
pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya. Namun
pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada manusia. Target utama
tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan
perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card).
3. Tahap ketiga meliputi usaha untuk
mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang
bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini berguna untuk
mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang
nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.
Para pengkritisi Barcode
berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital dari kode-kode
batangan ini. Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13.
Untuk mengetahuinya, silakan melihat
Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di
bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Angka 6 yang
disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling
berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan
satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6
ini lebih panjang dibanding garis-garis lainnya.
Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar
di dunia ini memiliki rangka 666. Dalam bukunya, Mary Stewart Refle
mengutip salah satu ayat Alkitab: “Dan ia menyebabkan, sehingga
kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau
hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya. Dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang
penting di sini ialah hikmat: Barang siapa yang bijaksana, baiklah ia
menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan
seorang manusia, dan bilangannya adalah: 666” (Wahyu 13: 16-18)
Stewart meringkas bahaya dari Konspirasi
dalam hal Barcode: “Penerapan teknologi Barcode pertama kali dilakukan
pada produk barang, disusul kemudian pada kartu, dan akan berubah
menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak lagi
menggunakan uang kontan.“
Singkatnya, konspirasi akan menumpuk dan
menyedot uang kontan masyarakat ke dalam lemari besi mereka, juga emas
dan segala batu mulia, serta mengunci rapat-rapat lemari itu, sedang ke
tengah masyarakat mereka hanya memberikan ‘uang plastik’ dengan nominal
tertentu.
Inilah tipu daya mereka sehingga semua
manusia pada saatnya nanti akan tunduk pada konspirasi. “Semuanya ini
hanya terjadi dalam satu masa bagi seluruh umat manusia, yakni pada hari
akhir zaman, ” ujar Stewart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar