Monalisa |
Londong, UK – Mungkin tak ada yang lebih
kontroversial dari lukisan karya Leonardo Da Vinci, Monalisa. Selama
berabad-abad, para investigator seni berusaha mengungkap simbol-simbol
dalam lukisan ini, termasuk siapa sebenarnya Monalisa dan arti dibalik
senyumnya yang misterius.
Hingga melahirkan banyak teori atas karya
fenomenal Da Vinci itu. Misal beberapa waktu lalu, sejumlah angka dan
huruf ditemukan di mata Monalisa dan jembatan di latarnya. Kini,
sejarawan seni Italia mengklaim telah menguak kode Da Vinci dalam versi
nyata: identitas Monalisa.
Identitas Asli Monalisa
Adalah sejarawan, Carla Glori yang menemukan, bahwa jembatan yang ada di latar belakang lukisan Monalisa menjadi petunjuk penting.
Adalah sejarawan, Carla Glori yang menemukan, bahwa jembatan yang ada di latar belakang lukisan Monalisa menjadi petunjuk penting.
Kata dia, punuk jembatan pada latar
belakang lukisan di mana angka 72 samar-samar terlihat di sana adalah
jembatan nyata yang terbentang di Sungai Trebbia di Bobbio, dekat
Piacenza, Italia.
Glori yang menulis buku berjudul Enigma Leonardo: Deciphering And Discovering, mengaku yakin, wanita dalam karya agung itu adalah Bianca Giovanna Sforza.
Bianca Giovanna Sforza adalah putri
Ludovico il Moro, bangsawan yang berkuasa di Bobbio, 500 tahun yang
lalu. Dua huruf yang ditemukan baru-baru ini di mata Monalisa – huruf
‘S’ dan ‘G’ diduga merupakan inisial nama Bianca.
Monalisa eyes |
“Berdasarkan penelitian, saya telah
mengidentifikasi subjek adalah Bianca Giovanna Sforza dan jembatan di
latar belakang adalah salah satu yang membentang di Sungai Trebbia di
Bobbio,” kata dia, seperti diberitakan Daily Mail, Januari 2011.
Ditambahkan Glori, 500 tahun lalu, Bobbio
adalah pusat kebudayaan penting yang mahsyur dengan perpustakaannya dan
sebuah puri yang berdiri di persimpangan utamanya.
“Diduga Da Vinci mengunjungi Bobbio
karena perpustakaannya yang terkenal, dan ia melukisnya berdasarkan
memori, beberapa tahun kemudian, mungkin saat ia tinggal di Prancis,”
kata dia.
“Meski setelah berabad-abad, kota itu
sudah berubah banyak, namun sisa-sisa masa lalu seperti yang tergambar
dalam lukisan Da Vinci masih bisa dilihat hingga saat ini, yakni jalanan
yang meliuk seperti ular”, ujar Glori.
Ditambahkan dia, jembatan yang melintasi
Sungai Trebbia, seperti dalam lukisan itu telah tersapu pada tahun 1472,
mungkin berhubungan dengan angka ’72′ yang terlihat samar-samar dalam
lukisan Monalisa.
Lembah di mana Bobbio terletak
digambarkan oleh Ernest Hemingway sebagai yang paling indah di dunia dan
jembatan kota juga dikenal sebagai Devil’s Bridge atau Jembatan Iblis.
Alkisah, jembatan itu diduga dibangun
semalam oleh iblis atas perjanjian dengan Santo Columbanus, yang
menjanjikan nyawa pertama yang melintasi jembatan diberikan pada iblis.
Teori Glori mendapat bantahan dari Martin Kemp, mantan pengajar di Oxford University sekaligus ahli Da Vinci.
“Ini hampir pasti adalah potret bangsawan
Italia, Lisa del Giocondo. Mungkin ide awalnya tak romantis dan
misterius,” tambah dia.
Ditambahkan pula, tak ada kemiripan
jembatan Bobbio, seperti yang diklaim Glori. Sementara itu, pensiunan
profesor Oxford University Martin Kemp yang ahli Da Vinci, tak yakin
akan teori Glori.
“Banyak usaha mengidentifikasi
pemandangan di lukisan itu dan saya tak menemukan kemiripannya dengan
jembatan Bobbio.”
Mona Lisa Adalah Sosok Seorang Pria
Roma, Italia – Peneliti Italia menemukan fakta baru yang mengejutkan dari mahakarya lukisan The Monalisa, karya maestro Leonardo da Vinci. Silvano Vinceti, kepala peneliti lukisan mengatakan, model Monalisa yang berada dalam lukisan itu adalah seorang pria, anak laki-laki.
Roma, Italia – Peneliti Italia menemukan fakta baru yang mengejutkan dari mahakarya lukisan The Monalisa, karya maestro Leonardo da Vinci. Silvano Vinceti, kepala peneliti lukisan mengatakan, model Monalisa yang berada dalam lukisan itu adalah seorang pria, anak laki-laki.
Seperti diberitakan Telegraph.co.uk, Vinceti yang juga sejarawan Italia itu mematahkan kesimpulan yang ada selama ini yang menyebut bahwa Monalisa adalah Lisa Gherardini, istri seorang saudagar sutra dari Florentine.
Vinceti sangat yakin lukisan itu diilhami oleh Gian Giacomo Caprotti. Seorang pria muda yang telah lama bekerja dan menjadi kepercayaan ‘Sang Master Renaissance’ itu.
Leonardo da Vinci |
Hubungan antara Leonardo dan Caprotti
diyakini sangat erat. Bahkan sang maestro disebut-sebut menganggap si
model dalam lukisan itu sebagai anaknya dan menjadi salah satu sahabat
yang paling terpercaya.
Bagaimana Vincenti sampai pada kesimpulan
itu? Menurut Vinceti, selain Monalisa, beberapa lukisan Leonardo
termasuk dua lukisan St Yohanes Pembaptis dan gambar yang kurang dikenal
yang disebut “Angel Incarnate” itu juga didasarkan pada Caprotti. Caprotti mendapat panggilan ‘sayang’ yakni Salai.
Apa yang membuat penelitian tim Vinceti
menyebut Monalisa adalah seorang pria? Menurut dia, semua tampilan pada
Monalisa menggambarkan ciri seorang pemuda. Ramping, bukan banci
dengan rambut keriting.
Caprotti mendapat panggilan ‘sayang’ dari
Leonardo, yakni Salai. Menurut Ketua Komite Nasional Pelestarian
Warisan Kebudayaan Italia itu, ciri yang mirip antara lain bentuk mulut
dan hidungnya.
“Salai (Caprotti) adalah model favorit
bagi Leonardo. Leonardo juga memasukkan karakteristik Salai dalam The
Mona Lisa,” kata Vinceti.
Caprotti diduga memasuki rumah tangga
Leonardo sekitar tahun 1490, ketika masih berumur sekitar 10 tahun.
Caprotti bekerja sebagai asisten Leonardo selama sekitar 20 tahun.
Caprotti juga disinyalir menjadi model beberapa subyek lukisan erotis
yang dihasilkan sang jenius.
“Salai sangat tampan dan mungkin dia adalah kekasih Leonardo,” kata Vinceti yang juga Kepala Komite Nasional Warisan dan Pelestarian Budaya Italia ini. Vinceti yakin, Leonardo adalah seorang penyuka sesama jenis, gay.
Salai juga diduga mencuri banyak benda dari Leonardo. Dia juga kerap menimbulkan beberapa masalah. Tetapi, sebagai seorang artis, Leonardo selalu memaafkan.
“Salai sangat tampan dan mungkin dia adalah kekasih Leonardo,” kata Vinceti yang juga Kepala Komite Nasional Warisan dan Pelestarian Budaya Italia ini. Vinceti yakin, Leonardo adalah seorang penyuka sesama jenis, gay.
Salai juga diduga mencuri banyak benda dari Leonardo. Dia juga kerap menimbulkan beberapa masalah. Tetapi, sebagai seorang artis, Leonardo selalu memaafkan.
Sejarawan seni lainnya menilai skeptis
atas kesimpulan Vinceti itu. Pietro Marani, seorang penulis beberapa
buku tentang artis yang juga ‘pakar’ Leonardo menyebut penelitian
Vinceti itu “tidak berdasar.”
Jauh sebelum itu, beberapa ilmuwan dan
sejarawan yakin lukisan maha karya Leonardo da Vinci adalah sebuah
potret diri dengan senyum misterius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar