Julukan “X” adalah julukan
untuk sesuatu yang “tak bernama” alias belum diketahui namanya, namun
ada. Untuk ini, “X” bisa berarti benda langit apapun. “X” dalam hal ini
juga bisa berarti sejenis matahari lain atau planet lain, yang belum
diketahui namanya.
Banyak orang memberikan nama
seperti Planet-X, Nibiru atau apapun itu, temasuk Hercobulus. Ini hanya
sekedar “pemberian nama” untuk identifikasi suatu benda. Namun si “X”
ini sangat diyakini keberadaannya.
“Anda seharusnya tahu, jika sebuah planet berukuran sangat besar sedang mendekati Bumi.” (V.M. Rabolu)
|
Dalam karya bukunya ini V.M. Rabolu akan
menggambarkan secara detil suatu bencana yang akan dialami umat manusia
dalam waktu yang singkat oleh pergerakan suatu benda berukuran raksasa
dan apa yang kita bisa perbuat untuk menghindarinya.
Dalam teori tabrakan Nibiru,
banyak versi mengenai teori ini. Tabrakan Nibiru adalah pertemuan Bumi
dengan planet besar (baik berupa tabrakan maupun hampir menabrak) yang
dipercaya akan terjadi pada awal abad ke-21.
Zeta Reticuli – Zeta Reticuli-A (kiri) dan Zeta Reticuli-B (kanan) |
Penganut peristiwa ini menyebut obyek yang mendekati Bumi itu sebagai Planet X atau Nibiru.
Ide ini pertama kali diusulkan oleh Nancy
Lieder tahun 1995. Lieder menyatakan dapat menerima pesan dari makhluk
ekstraterestrial dari sistem Zeta Reticuli (id | en).
Ia memperingati manusia bahwa benda
tersebut akan melewati tata surya dan menyebabkan pergeseran kutub bumi
yang akan menghancurkan peradaban umat manusia
Ramalan tabrakan ini menyebar di luar situs Lieder, dan dipercaya
oleh grup-grup yang menghubungkan tabrakan Nibiru dengan ramalan kiamat
2012 yang ternyata meleset.
Meskipun nama “Nibiru” berasal dari karya
Zecharia Sitchin mengenai astronot kuno, Sitchin sendiri membantah
hubungan antara karyanya dengan bencana yang akan datang.
Lintasan “planet-X” sangat lonjong membuat planet ini tak terlihat pada saat menjauhi matahari. |
Usul bahwa obyek sebesar planet akan
menabrak bumi pada masa depan tidak didukung oleh bukti ilmiah dan
dianggap sebagai ilmu semu.
Namun, ketakutan akan tabrakan Nibiru menyebabkan kepanikan pada publik, salah satunya adalah planet Hercolubus.
Para ilmuwan juga ada yang berpendapat
bahwa sistim tatasurya ini tak akan terjadi seperti sekarang tanpa ada
satu planet gas lagi.
Nah, teori inilah yang tambah meyakinkan bahwa masih ada satu planet gas besar yang hingga kini belum terdeteksi. (baca: Seharusnya Masih Ada Satu Planet Lagi Dalam Tatasurya, Kemana Planet Itu?)
Perbandingan planet Bumi (kiri) dan planet Yupiter, planet terbesar di tatasurya (tengah) dengan planet Hercolubus (kanan) |
Para peneliti berteori macam-macam, ada
yang meyakini bahwa planet-X tersebut sudah terpental menjauhi sistim
tata surya dan tak kenmbali, namun ada juga yang berpendapat bahwa
planet-X tersebut hanya sedang menjauhi matahari hingga ke daerah sabuk
Kuiper atau awan Oort namun akan mendekati matahari kembali menurut
garis edarnya yang lonjong.
Karena garis edarnya yang lonjong inilah
yang membuat planet-X ini mendekati matahari hanya dalam periode
beberapa ribu tahun sekali dan sulit terdeteksi.
“Mari kita memperbincangkan tentang Hercolubus
atau planet merah, yang mana saat ini sedang mendekati Bumi. Menurut
beberapa versi ilmiah, bahkan telah memperkirakan, menimbang dan
mengukur garis tengahnya, seolah-olah adalah mainan anak-anak, tetapi
nyatanya tidak seperti itu.”
Lintasan planet Hercolubus terhadap matahari. |
“Hercolubus, atau planet merah, adalah
lima atau enam kali lebih besar dari Jupiter. Ini merupakan planet
raksasa yang sangat besar dan tidak ada yang dapat mengalihkannya. Ada
celah dalam yang sangat besar di dasar laut, yang mana telah berhubungan
dangan api di dalam bumi.”
“Ini tiba secara langsung ke ekperimen
atom yang dilaksanakan oleh ilmuwan dan kekuasaan-kekuasaan yang percaya
bahwa diri mereka sendiri adalah yang maha kuasa. Mereka belum
mempertimbangkan konsekuensi kekejaman atau kekejian yang telah mereka
lakukan dan bahkan terus mereka lakukan, melawan planet maupun umat
manusia”.
“Oleh karena celah pasang surut ombak
ini, gempa Bumi dan berbagai hal lain yang mengerikan akan terjadi di
air dan di atas daratan. Tidak ada kota pesisir yang tidak akan
dihanyutkan dan daratan akan mulai karam ke dalam samudera karena poros
Bumi mulai bergeser sebagai suatu hasil dari semua eksperimen yang
dilaksanakan.”
“Posisi Bumi tidak pada posisi yang benar
dan ini berkombinasi dengan guncangan, gempa bumi dan ombak pasang
surut, yang akan menyebabkan pergeseran kutub sepenuhnya dan
penenggelamannya akan mulai.”
“Jangan pergi dan berpikir, pembacaku
yang terhormat, bahwa planet akan karam mendadak. Ini adalah peristiwa
yang lama, lambat dan….”
“Pembacaku yang Terhormat: Aku berbicara
sangat jelas sehingga anda dapat mengerti kebutuhan untuk memulai
bekerja serius seperti seorang yang bekerja akan diselamatkan dari
bahaya.”
“Ini bukan untuk teori atau diskusi
belaka. Sebagai gantinya, pengajaran yang benar yang saya berikan di
buku ini perlu dialami. Tidak ada sesuatu lain yang bisa kita gunakan
untuk menolong.”
HERCOLUBUS, PLANET YANG MENDEKATI BUMI KITA
Untuk Ilmu Pengetahuan zaman sekarang ada
pertanyaan-pertanyaan yang tak ada jawabannya tentang mekanisme
perbintangan. Salah satu dari pertanyaaan itu ialah mengenai pendekatan
Hercolubus, planet yang disebut demikian oleh ilmu pengetahuan yang kuno
dan yang mana pendekatannya ke sistem tata surya kita bukan hanya
kenyataan yang akan segera terjadi, yang akan dilihat oleh semua orang,
tetapi juga mengakibatkan guncangan-guncangan yang sangat besar di
seluruh pelosok dunia.
Seperti perputaran kehidupan, semuanya kembali ke awalnya dan ke
akhirnya, karena sudah terjadi pendekatan Hercolubus sebelumnya yang menghancurkan kebudayaan Atlantis.
akhirnya, karena sudah terjadi pendekatan Hercolubus sebelumnya yang menghancurkan kebudayaan Atlantis.
Bumi, Bulan dan Hercolubus |
Fakta-fakta ini, yang dikenal baik oleh
semua manusia yang sepanjang sejarah memiliki “Kesadaran yang
Menggugah”, sudah diceritakan sebagaimana mestinya melalui semua “Air
Bah Universal” dari berbagai agama dan kebudayaan.
Sepanjang zaman, para penulis yang bermacam-macam sejak dulu telah berbicara tentang fenomena kosmis seperti itu.
Salah satu darinya, V.M. Rabolu, adalah
seorang manusia yang memiliki kepandaian dari Kesadaran yang Menggugah
yang mengijinkannya menyelidiki tentang pendekatan planet tersebut.
Inilah beberapa paragraf dari karyanya yang berjudul “Hercolubus atau
Planet Merah”.
“Kalau Hercolubus
datang semakin dekat dengan Bumi dan sejajar dengan Matahari,
wabah-wabah yang membawa maut akan mulai berkembang dan menyebar di
seluruh planet. Para dokter dan ilmu pengetahuan resmi tidak mampu
mengidentifikasi penhakit-penyakit ini atau menemukan cara
penyembuhannya. Mereka tidak akan berdaya menghadapi wabah-wabah ini.”
“Kemudian datang
kejadian yang menyedihkan dan kegelapan : gemetaran, gempa bumi dan
gelombang tsunami. Manusia akan mengalami gangguan jiwa, karena mereka
tidak bisa makan atau tidur. Dalam menghadapi bahaya, mereka akan pergi
berbondong-bondong untuk melemparkan diri ke jurang yang curam sebab
mereka betul-betul gila.”
“Apa yang saya nyatakan
dalam buku ini adalah suatu ramalan yang akan segera terjadi, karena
saya tahu dan sangat yakin dengan akhir planet kita. Saya tidak ingin
menakutkan siapa pun, hanya memperingatkan sebab saya merasa sangat
cemas tentang Umat Manusaia yang lemah ini. Peristiwa-peristiwa ini
tidak akan menunggu dan tidak ada waktu lagi untuk dihamburkan dengan
hal-hal yang khayal.”
Gravitasi normal (kiri) Gravitasi saat Hercolubus mendekati Bumi (tengah) dan gravitasi Hercolubus yang kuat akan membuat Bumi menjadi lonjong (kanan) |
“Pembaca yang
terhormat, saya berbicara dengan sangat jelas supaya anda mengerti
keperluan yang ada untuk mulai bekerja dengan serius. Karena ia yang
sedang bekerja akan selamat dari bahaya. Ini tidak berarti bahwa manusia
harus mengembangkan teori-teori dan diskusi-diskusi, tetapi sypaya
mereka mengalami pengajaran yang murni yang saya berikan di buku ini,
karena tidak ada lagi jalan keluar”. (V.M.Rabolu)
Hercobulus, Kembaran Matahari?
Rata-rata dari semua bintang dijagad
raya, termasuk matahari, adalah “bintang kembar”. Bintang kembar adalah
dua buah bintang yang saling mengorbit diantara keduanya.
Bintang kembar juga tak selalu bintang
seperti jenis matahari, tapi ada pula bintang jenis lain tergantung pada
umurnya atau trgantung sedang dalam siklus apa, misal: jenis Red Giant atau White Dwarf.
Namun orbit kedua bintang kembar berbeda-beda, ada yang saling bergerak mengelilingi keduanya, ada pula yang salahsatunya seperti terlihat diam dan satunya lagi mengorbit melingkar. Selain itu ada pula yang salahsatunya seperti terlihat diam juga, tapi yang satunya lagi mengorbit secara garis elips.
Nah, kemungkinan terakhir inilah yang
ditakuti para peneliti tentang planet-X atau bernama planet Hercolubus
yang sebenarnya bukan planet namun adalah matahari juga, yaitu “kembaran
matahari”!.
Dan yang jadi masalah pula, jika bintang kembaran matahari ini adalah the red giant,
karena bintang tipe ini sangat sulit dilihat penampakannya. Kesulitan
pengelihatan oleh para astronomi ini akibat bintang jenis red giant sedemikian redupnya! Hampir tak tampak oleh teleskop canggih sekalipun.
Salah satu pemecahannya adalah melalui teleskop infra red
yang dapat mendetaksi benda angkasa yang sangat redup. Dengan cara itu
maka benda langit yang gelap pun dapat nampak lebih jelas. Tapi itupun
baru terlihat dengan baik setelah mendekati tata surya.
Mengamati Gerak Matahari
Kini para astronom memiliki cara lainnya,
mereka sedang memantau gerakan matahari untuk mengetahui ada tidaknya
benda kembarannya tersebut. Karena dari pergerakan matahari dapat
dilihat, jika matahari tak berada pada satu titik rotasi, maka ada
kemungkinan matahari memiliki kembarannya.
Matahari atau bintang yang memiliki
kembaran cenderung berotasi agak “limbung” atau agak bergerak berevolusi
sedikit. Ini disebabkan adanya gaya gravitasi akibat massa yang besar
dari bintang kembarannya itu dan menyebabkan gaya sentrifugal.
Semisal seorang atlit pelempar dalam
olahraga tolak peluru, pada saat orang tersebut mengayunkan bola besi
dengan talinya secara berputar, akan tampak orang tersebut seperti
limbung dan tak berada dalam satu titik pusat dikakinya. Hal ini akibat
adanya gaya gerak berputar yang dihasilkan oleh bola besi itu akibat
adanya massa dari bola besi tersebut, lalu membuat sang atlet
terpengaruh oleh “gaya sentrifugal” yang terlihat dari gaya atlet itu
tak berputar persis pada poros di kakinya.
Cara identifikasi seperti inilah yang
sedang diamati oleh ilmuwan terhadap matahari kita. Jika sang surya
“bergerak limbung” maka kemungkinan sangat besar adanya “matahari kedua”
yang telah redup itu, the red giant.
Dan melalui cara pengamatan seperti ini
pula, maka para peneliti juga dapat mengetahui dimana kira-kira letak
kembaran matahari kita itu. Jika matahari agak “terdorong” kebelakang
dari intinya, berarti matahari kembarannya berada pada garis lurus dari
arahnya saat “bergerak kebelakang” tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar