“Bagi para ‘shaman’ atau dukun
dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah
medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain.”
Penduduk asli suku Maya di benua Amerika yang tersisa secara tegas percaya, dalam tengkorak kristal
yang ditinggalkan oleh leluhur mereka telah berisi informasi penting
tentang asal-usul manusia, perkembangan kebudayaan dan juga mengenai
kematiannya.
Mayan Calander |
Bahkan informasi itu bisa membantu manusia memecahkan banyak misteri kehidupan alam semesta yang selama ini belum terpecahkan.
Karena menurut kalender suku Maya dan
legendanya, orang-orang harus dapat menemukannya sebelum 21 Desember
2012 yang dipercayai bahwa pada hari itu bumi akan melewati siklus 5.126
tahun, akhir dari kalender Maya.
Lalu, diprediksi bumi akan bergeser jauh dari porosnya atau shift pole, jika ke-13 tengkorak tidak berkumpul jadi satu dan disusun pada posisi yang tepat.
Karena dalam ramalan Maya tersebut
dikatakan, setelah 21 Desember 2012 lewat, di dunia tidak akan ada lagi
fajar menyingsing. Walau begitu para peneliti juga telah menyelidiki
bahwa tanggal tersebut takkan ada kiamat seperti yang dituturkan oleh
ramalan suku Maya tersebut.
Namun ada juga penelitian lainnya yang
sebagian dari para ilmuwan justru yakin bahwa kiamat pasti akan terjadi
secara periodik tapi dalam jangka waktu yang sangat panjang, yaitu
setiap 27 juta tahun.
Mayan Calander Dresden Codec |
Pada awalnya, orang-orang hanya
menganggap kisah ini hanya sebuah kisah fantastis tidak penting dan sama
sekali tidak dihiraukan.
Sampai awal abad 20, ketika sebuah
tengkorak kristal benar-benar ditemukan di reruntuhan Maya kuno,
orang-orang tiba-tiba mulai percaya. Mungkin tengkorak ajaib dalam
dongeng tersebut memang sebuah kenyataan.
Tengkorak kristal pertama kali tersebut
ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh didalam hutan lebat.
Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-Hedges dan
rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa
kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah.
Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan
melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan bebatuan yang
tertutup rumput lebat dan semak-semak.
Lady R Brown, Mitchell Hedges, T Gann at Lubaantun |
Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota batu yang berjatuhan.
Sepanjang penggalian di situs tersebut,
anak angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna Hedges mengklaim bahwa ia
menemukan tengkorak terkubur di bawah sebuah altar runtuh di dalam kuil
di Lubaantun yang berbentuk piramida, di Inggris Honduras, sekarang
Belize.
Dalam surat tahun 1970, Anna juga
menyatakan bahwa ia, “diberitahu oleh beberapa suku Maya yang tersisa,
bahwa tengkorak itu biasa digunakan oleh imam tinggi yang akan mati.
Karena alasan ini pula, artefak ini kadang-kadang disebut juga sebagai
“The Skull of Doom”.
Diceritakan, ketika tengkorak tersebut
ditemukan, para pekerja bangsa Maya segera dipenuhi dengan lompatan
sukacita. Mereka segera menaruh tengkorak tersebut diatas altar,
melakukan upacara dan menari mengelilinginya.
Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib
telah kembali kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak
tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis
seperti ukuran tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang
ditunjukkan dengan tulang rahang yang terpisah.
Batok kepala tengkorak kristal ini bersih
sangat halus, panjangnya tengkorak sekitar 18 cm dengan lebar sekitar
13 cm dan berat sekitar 5 kg. Dalam bentuk dan struktur, hampir persis
sama seperti tengkorak manusia, batok kepala tengkorak kristal tidak
meninggalkan bekas penggunaan perkakas dan adalah sebuah ukiran kristal
yang utuh.
Kekerasan Crystal sekitar 7 derajat, bila
menggunaan pisau umum, tidak mungkin tidak meninggalkan jejak goresan
ketika mengukir kristal.
Ketika lubang hidungnya disinari dengan
sinar laser, keseluruhan tengkorak memancarkan cahaya. Oleh karena itu,
para ilmuwan berspekulasi bahwa internal tengkorak memiliki refleksi
lensa yang kompleks. Teknologi modern kita sekarang juga sulit untuk
mencapai tingkat tersebut.
Sebuah legenda asli Amerika yang
menyebutkan, sebenarnya ada 13 tengkorak manusia yang terbuat dari
kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut legenda tersebut,
tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban atas sejumlah misteri
dunia dan kehidupan.
Namun tak ada satupun dari
penemuan-penemuan tengkorak kristal tersebut yang di dokumetasikan pada
saat penemuannya! Dan ini bermasalah juga untuk membuktikan keaslian
dari tengkorak-tengkorak kristal tersebut.
Legenda itu juga mengatakan bahwa suatu
hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka ketiga
belas tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan sekali
lagi untuk memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat
manusia.
Tengkorak kristal ini akhirnya hingga diangkat ke sebuah film petualangan bidang arkeologi, Indiana Jones, dengan judul The kingdom of The Crystal Skull.
Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa
film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena
sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang
terbuat dari kristal.
Salah satu penemunya Anna Mitchell
Hedges, yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun 2007 pada
usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur hidupnya.
Anna Mitchell Hedges |
Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun.
Beberapa orang yang pernah menghabiskan
waktu bersama tengkorak itu juga mengaku mengalami beberapa pengalaman
aneh, seperti terdengarnya suara lembut, seperti sebuah senandung keluar
dari tengkorak tersebut.
Dan terkadang mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan tercermin dari tengkorak tersebut.
Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna
Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan.
Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan –
seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada
enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama dunia.
Semua tengkorak tersebut sampai sekarang
masih belum diketahui asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa
tengkorak tersebut berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa
Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku
Atlantis yang misterius.
Dr Jane Walsh adalah seorang spesialis Meso American
yang terkemuka di dunia yang bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan
saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal.
Dr Walsh seperti sebagian besar arkeolog
yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah sebuah tipuan
yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia berteori bahwa
tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan
permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki
bukti untuk mendukung teorinya.
Dr Walsh berusaha mengadakan penelitian
lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya.
Salah satu kendala yang dihadapinya adalah kristal tidak memiliki
karbon, karena itu mustahil melacak usia tengkorak tersebut dengan
metode karbon.
Salah satu cara yang tersisa adalah
melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk menemukan
jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut. Apabila
ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak tersebut
memang berasal dari peradaban kuno.
Dan apabila ditemukan jejak peralatan
mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih modern, yang
berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20.
Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett Packard
untuk diteliti. Hewlett Packard sebagai ahli dalam bidang komputer dan
peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal.
Apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard
sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal
tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri
elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide,
yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor
modern saat ini juga dibuat dari bahan yang sama seperti ini.
Dengan menggunakan metode polarisasi
cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas
kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal
yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan
dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah
permata.
Belum ada peralatan yang mampu untuk
memecah kristal tersebut. Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan
untuk memahat tengkorak itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur
menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak tersebut dibuat menggunakan tangan.
13 crystal skulls group |
Namun kesimpulan ini membawa kepada
kesimpulan lain yang lebih mengejutkan. Menurut perhitungan para
ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan
waktu selama ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak! Mengingat
struktur kristal yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300 tahun.
Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak
tersebut dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang
digunakan untuk membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun
jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan
berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.
Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research Laboratory.
Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau mempublikasikan hasilnya.
Perspektif Suku Asli
Bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin
adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli
di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan
para tetua-tetua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan
kuno.
Menurut mereka, tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop.
Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk
membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara
kita memandang dunia ini.
Bagi para shaman atau dukun dari
suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium
atau pintu kepada dimensi roh yang lain.
Banyak dari antara mereka berkata bahwa
tengkorak tersebut membuka pintu kepada dunia paralel yang ada, dimensi
lain dari dunia ini. Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat
berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak kristal.
Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat
digunakan untuk menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari
kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama kita lupakan.
Seorang sesepuh bangsa Maya bernama
Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di
upacara keagamaan di seluruh dunia.
Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia.
Lalu pada 8 Oktober 2010, sebanyak 13
orang legendaris bersama dengan empat tokoh tengkorak kristal Maya,
muncul di sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh gereja PBB
New York.
Konferensi pers ini digelar dalam rangka
pertemuan internasional yang diselenggarakan dari tangal 9 – 10 Oktober
2010. Dengan tema Legenda Maya ‘13 Kristal Tengkorak’.
Konferensi Internasional diselenggarakan pada tanggal 9 Oktober di University Institute of Fashion Technology Conference Center New York. Mario seorang penduduk Meksiko yang datang dari Las Vegas membawa ‘Pancho’ kristal tengkorak leluhurnya untuk menghadiri pertemuan.
Hingga akhirnya, alkisah ini terdengar
oleh dua produsen televisi Inggris Chris Morton dan Ceri Louise Thomas
bersama-sama membuka sebuah perusahaan produksi televisi independen di
Inggris, usahanya bergerak dalam bidang pengambilan video tentang
hal-hal yang berkaitan dengan filosofi, spiritual dan lingkungan.
Munculnya tengkorak kristal mengundang
rasa ingin tahu mereka dan melakukan penyelidikan mendalam. Mereka
akhirnya menemukan lebih banyak fenomena aneh tentang tengkorak kristal.
Dalam rangka memecahkan fakta kebenaran
yang tak terpecahkan oleh iptek, mereka telah mengunjungi berbagai jenis
orang, di antaranya termasuk ahli kebatinan, dukun, ahli UFO, ilmuwan,
arkeolog serta ilmuwan misterius dan sebagainya.
Pada tahun 1998, mereka menerbitkan sebuah buku dokumenter arkeologi ‘Misteri Tengkorak Kristal’ (The Mystery of the Crystal Skulls: A Real Life Detective Story of the Ancient World).
Mereka mencatat hal-hal yang luar biasa
tentang pengalaman pencarian mereka. Pengalaman mereka pun dituangkan
dalam sebuah film dokumenter menarik dengan judul yang sama.
Ketika buku dan dokumenternya
diluncurkan, segera menimbulkan refleksi yang gemuruh di seluruh dunia.
Lebih dari sepuluh tahun, buku ‘The Mystery of the Crystal Skulls’ membuat gempar Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang dan sejumlah negara lain.
13 crystal skulls circle position around Mayan |
Buku mereka selama bertahun-tahun berada
pada barisan terdepan dalam penjualan, dan telah diterjemahkan ke lebih
dari 30 bahasa serta didistribusi ke seluruh dunia.
Total penjualan lebih dari satu juta
buku. Bahkan, lebih dari 50 negara bersaing untuk membeli hak siar film
dokumenter televisi yang mereka diproduksi.
Dalam menghadapi keberadaan tengkorak kristal, benar-benar membutuhkan beberapa kualitas psikologis terkait kepercayaan.
Bila tidak, dalam teori ilmiah modern
yang atheisme, berbicara kepercayaan tentu akan sulit sekali untuk
menjelaskan kondisi zaman kuno.
Maka itulah, ada yang percaya, ada pula
yang tidak percaya, kontroversi atas keaslian tengkorak kristal sering
diberitakan di surat kabar dan masihh merupakan misteri hingga kini.
Berbagai pengujian dan penelitian pun
dilakukan terhadap tengkorak kristal. Tengkorak Kristal diuji di bawah
mikroskop, bahkan di bawah mikroskop tingkat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar